Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam.
—QS Al-Isrâ’ (17): 70
Merenungkan eksistensi manusia, mau tidak mau kita sampai pada sebuah kesimpulan bahwa mereka memiliki keterbatasan. Manusia merupakan makhluk terbaik di muka bumi yang diciptakan Allah, tetapi memiliki beragam kekurangan. Hal yang paling mudah kita lihat ialah keterbatasan fisik yang ada pada diri manusia. Sebuah virus kecil ganas yang menyerang organ dalam manusia bisa menjadi perantara berakhirnya hidup mereka. Kerusakan sedikit saja pada bagian otak bisa seketika memupuskan masa depan, menyebabkan kematian yang tak terelakkan.
Memang betul manusia merupakan makhluk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Namun, kesempurnaan tersebut tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Penciptanya, Allah ‘Azza wa Jalla, yang telah memuliakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi yang mahaluas ini. Kekurangan yang ada pada diri manusia merupakan ujian dari Allah. Apakah dengan kekurangan tersebut, manusia mau menyempurnakannya atau tidak. Apakah dengan keterbatasannya itu, mereka mau berusaha untuk terus produktif dan menjadikan hidupnya lebih berharga atau justru sebaliknya. Apakah manusia sadar bahwa kekurangan tersebut ternyata menyimpan hikmah agar mereka terus mendekatkan diri kepada Zat Yang Mahasempurna.
Di samping keterbatasan yang ada, Allah ‘Azza wa Jalla telah menitipkan segudang keajaiban pada diri manusia. Keajaiban itu masih tersimpan bersama talenta-talenta kita yang akan muncul jika kita mau bersungguh-sungguh menemukannya. Keajaiban tersebut tak lain adalah kecemerlangan masa depan. Mari, kita temukan keajaiban kita masing-masing! Kita gali potensi kita, kemudian kita gunakan untuk mengunduh kesuksesan dan sukacita, baik di dunia maupun di akhirat. Nasib yang Allah tentukan di kemudian hari sebanding dengan besarnya usaha yang kita lakukan saat ini, seirama dengan apa yang telah tertoreh dalam Kitab-Nya.