Hati sahabat mana yang tidak akan hancur melihat ada orang yang menyakiti sahabatnya? Tentu semua orang akan marah ketika melihat orang yang di sayanginya tersakiti, begitu juga dengan Agam dan Gema amarahnya seakan tidak bisa mereka tahan melihat Senja disakiti di hadapanya.
Apakah seseorang yang mempunyai kekurangan harus mendapat hinaan? Ingat kekurangan bukanlah hal yang layak untuk dijadikan candaan.
Semua manusia pasti mempunyai kekurangan begitu juga dengan Senja, namun Senja tidak menjadikan kekurangan itu sebagai pematah semangatnya, dia selalu bersyukur dengan apa yang Tuhan beri pada kehidupannya.
*****
Setibannya di uks, Gema segera mengambil minyak angin, menghirupakannya ke hidungkku, mengoleskannya ke kepalaku "Senja, ayo bangun" Kata Gema mencoba menyadarkanku.
Sedangkan Agam dia dengan cepat mengambilkan obat ditasku, berlari membawakannya keruang uks "Ini obatnya Senja" Kata Agam dengan nafasnya yang terengah-engah.
Aida dan Merlin segera menyusulku keruang uks "Gimana, Senja udah siuman?" Tanya Aida.
Agam dan Gema menggelengkan kepalanya "Hm, belum".
Matakku sudah mulai terbuka, aku memegangi kepalakku yang masih pusing "Aku dimana?" Tanyakku.
"Syukurllah lu udah sadar" Kata mereka dengan kompak.
Seorang guru BK masuk kedalam uks "Selamat pagi!" Hentaknya yang membuat kami terkejut.
"Pagi bu" Jawab Senja dan teman-teman.
Ibu Gendis (guru bk) berjalan kearah Senja, berdiri tepat di sampingnya "Gimana keaadaanmu, Senja?"
Senja tersenyum, menjawab pertanyaan ibu Gendis "Allhamdulilah bu, udah mendingan."
Ibu Gendis mengusap kepala Senja "Syukurllah, Agam, Gema temui saya diruangan!" Hentak ibu Gendis, berjalan keluar.
Gema menepuk pundak Agam "Gas bro, kita uji nyali diruangan ibu Gendis."
"Gas lah kapan lagi uji mental, hhh" Agam tertawa dengan keras.
Aida dan Merlin menggelengkan kepala "Baru kali ini, gua liat orang masuk ruang bk bahagia."
"Jangan diambil pusing, mending dibikin happy, hhhh."
Agam memegang tangan Senja "Kita tinggal dulu ya, sebentar."
Senja melepaskan genggaman tangan Agam, sedikitpun Senja tidak membalas ucapan Agam ataupun Gema.
Gema menarik tangan Agam "Kita selesain masalah dengan bu Gendis dulu, habis itu kita rayu Senja biar ga marah" Mereka berjalan keluar menuju ruangan bu gendis.
****
Hari pertama sekolah yang begitu kacau karna pekerlahian itu, Senja terdiam menahan semua kesedihan dihatinya, darah yang tiba-tiba keluar dari hidung Senja membuat Aida dan Merlin begitu panik "Senja kamu mimisan?" Tanya Aida.
"Eh engga, ini pasti karna kecapean" Senja mengusap darah dihidungnya dengan telapak tangannya.
Merlin membantu Senja membersihkan hidungnya yang mimisan "Muka lu pucet banget, kita anterin lu pulang aja ya!"
Senja menggelengkan kepalanya "Engga usah, aku gapapa."
"Yang dimeja obat lu bukan?" Tanya Aida mengambil obat yang tergeletak dimeja.
Senja meraba obat yang beraada ditangan Aida "Iya, ini obat aku."
"Bentar gua ambilin air"
"Sini biar gua bukain obatnya" Aida mengambil obat ditangan Senja.
"Nih minumnya" Merlin memberikan segelas air.
Senja segera meminum obat itu "Makasih ya" Kata Senja memegang kedua tangan temannya.
Merlin mengambil gelas ditangan Senja, meletakannya diatas meja "Hadeh, kaya sama siapa aja."
"Ai, Mer, Soal yang tadi gua mimisan jangan bilang-bilang Agam sama Gema, ya pliss!"