Aku Terlahir Istimewa

Dela
Chapter #4

Kemarahan senja

Di depan gerbang sekolah sosok lelaki keluar dari mobil alphard dengan warna hitam elegant, di iringi dua bodygrad yang sangar. Semua mata siswa menuju kearah lelaki itu, dia berjalan dengan gagah memasuki sekolah "Bokap siapa itu woi!" Hentak salah satu siswa.

Lelaki itu berjalan memasuki ruang guru, semua guru beridiri dari tempat duduknya seakan terpukau melihat lelaki itu "Mohon maaf jika mengganggu waktunya, kalo wali kelasnya Gema mana ya?" Tanya lelaki itu.

"Iya, saya sendiri" Ibu Irah berjalan mendekat kearah lelaki tersebut.

Lelaki itu menjulurkan tangannya "Perkenalkan saya Arman, ayah dari Gema." Ibu Irah membalas jabat tangan ayah Gema "Saya Irah wali kelasnya Gema, silakan duduk dulu pak." Arman berjalan ke tempak duduk.

"Terimakasih sudah mau datang, mohon maaf jika mengganggu waktu bapak."

"Apa anak saya berbuat ulah, di hari pertama sekolahnya?"

"Hm.. Jadi gini pak tadi pas upacara pagi, anak bapak berantem dengan teman seangkatanya."

"Berantem? Jika saya boleh tau, apa motif permasalahannya?"

"Katanya si hanya salah paham, karna Agam sama Gema membela Senja yang di lempar botol aqua."

Arman menyenderkan badannya di kursi "Namanya juga cowok, jadi wajar kalo membela teman wanitanya." Arman tersenyum tipis.

"Mohon maaf pak, tapi kelakuan anak bapak sudah melanggar aturan di sekolah ini."

"Apa kelakuan murid yang melempar botol aqua tidak melanggar aturan juga?"

"Tapi pak, dia melempar botol aqua karna tidak sengaja."

"Anak saya juga berantem karena tidak sengaja, dia tidak tau kalo ini cuma salah paham."

Ibu Irah menggelengkan kepalanya "Hm, tolong tegur anak bapak agar tidak mengulangi hal ini lagi ya!"

"Apa ada yang ingin anda bahas lagi, tentang anak saya?" Arman berdiri dari tempat duduknya "Tidak pak, terimaksih atas waktunya." Arman berjalan keluar ruangan.

****

"Kring...kring...kring" Bel pulang sekolah telah berbunyi.

"Akhirnya pulang, yeay!!!" Sorak siswa-siswi, berhamburan keluar.

Mendengar bel pulang telah berbunyi, Senja yang sedang terduduk menghelakan nafasnya, mengambil tongkat di sampingnya "Allhamdulilah, waktunya pulang." Senja berjalan keluar dari tempat hukumanya, meninggalkan Agam dan Gema.

"Woi tungguin kita!" Hentak Agam dan Gema berlari menyusul Senja.

Kedua temannya itu berjalan di sampingnya "Pulang bareng kita ya." Ajak Agam.

Senja terus saja berjalan tanpa menjawab semua perkataan temannya "Lu masih marah sama kita?"

"Hei, Senja!" Sapa Aida dan Merlin, menghampiri Senja.

"Pulang bareng kita yuk." Ajak Aida dan Merlin.

Senja menganggukan kepalanya "Gass lah!" Aida dan Merlin menggandeng Senja, menghempaskan Agam dan Gema yang beraada di samping Senja.

Lihat selengkapnya