Aku kembali ke kelas dengan tergesah-gesah, karena aku terlambat 5 menit pelajaran bahasa Inggris. Pasti aku akan dihukum menulis di luar, itu perjanjian kami dengan sang guru apabila terlambat.
Aku mengintip dari jendela dan Devi melihat kearahku, dia memberi sinyal agar aku masuk
"ayolah Dila. Kamu hanya telat 5 menit” bisikan seseorang yang membuat telinga ku serasa dingin.
Aku melihat sekitar tak ada siapapun.
Aku menghela nafas dan memberanikan mengetuk pintu abu-abu ciri khas kelas ku dan tidak memiliki kesan heboh, ataupun menarik dan hanya bertuliskan WE BIG FAMILY, penulisan B. Inggris nya salah ya? Sengaja, kata mereka. Kelas yang awalnya hening, terganggu dengan suara ketukan pintu yang ku buat. Mereka mulai memandangi sumber suara, dan saling menatap. Guru tersebut membukanya dengan menurunkan kacamata bulatnya dan melihatku yang tesenyum berharap dibebaskan dari hukuman.
“maaf pak! saya, tadi ke belakang dulu” alasanku yang tidak efesien untuknya.
Dia memasang raut wajah yang kurang meyakinkan. “kamu yang oprasi itu kan?” dia bertanya seperti diintrogasi. Ternyata belum genap 2 tahun aku disini. Aku sudah terkenal sebagai gadis operasi.
Aku mengangguk dan percaya bahwa aku akan bebas darinya. Tapi, dugaanku salah! Aku malah disuruh merangkum pelajaran yang tertinggal.
Aku mengerjakan perintahnya dengan perasaan masih kesal. Dan aku hanya ditinggalkan sendiri di lorong tersebut, disaat yang lain belajar dengan nyaman di kelas.
“aku akan menemanimu”, dia kembali memantul di kaca sebelah.
“mau kamu apa sih? Gara-gara Lo , gue telat!” ketusku sambil mencatat.