Waktu sudah menunjukan jam enam lewat duapuluh Senna sudah siap untuk berangkat sekolah menggunakan sepeda.
Pagi ini cuaca cukup cerah, Senna yang menggunakan sepeda hitamnya berjalan melewati jalan yang tidak cukup ramai. Karena jalan itu adalah satu-satu nya jalan yang tercepat untuk sampai sekolah.
Sepeda yang ditunggangi Senna terus menerus bersuara, terdengar tidak ada yang beres.
Trak
Sepedanya terhenti dan Senna membawa sepedanya ke pinggir jalan untuk memastikan keadaan sepedanya.
"Sial." Kata Senna sembari melihat ke arah rantai sepeda
"Kemarin copot, masa sekarang putus sih rantainya?" Kata Senna dengan perasaan kesal
"Seharusnya kemarin gue bawa ke bengkel aja kali ya. Ini gue malah dipake terus, jadi makin rusak kan, mana jarak ke sekolahnya masih lumayan jauh." Senna mulai geram.
Dari arah kejauhan nampak seorang laki-laki tinggi yang rambut yang diponi ke depan, mnggunakan jaket hitam dan menaiki sepeda motor lelaki itu menghampiri Senna.
"Na, kenapa?" Tanya lelaki yang menghampirinya
Senna melihat ke arah sumber suara. "Basa?"
Basa adalah panggilan untuk Bagas, teman masa kecil Senna sewaktu di Semarang dan kebetulan Bagas pindah ke Jakarta saat masuk SMA di sekolah yang sama seperti Senna.
"Dari dulu nama gue Bagas, Bagas Awana Bukan Basa," Kata Bagas sambil menatap sinis ke arah Senna
Senna ikut menatap sinis ke arah Bagas
"Basa, liat sepeda gue. Sepeda gue rantainya putus." Senna mulai serius dengan perkataannya
Bagas hanya tertawa melihat tingkah Senna
"Lo kenapa ketawa?" Tanya Senna
"Abis, muka lo kocak banget. Gue becanda kali,"
"Lo udah lupa sama sistem SLR yang ditetapin hah? Gue kaka kelas lo ya." Kata Bagas
"Ini bukan di sekolah Basa."
"Tetep aja."
"Yaudah, Iya Kak Bagas."
"Idih. Jijik gue, gak usah pake kaka lah."
"Kak Bagas, kita hampir terlambat loh," rayu Senna
"Gak usah pake Kaka segala lah, Na." Muka bagas mulai enek mendengar perkataan senna
"Kak Bagas." Senna mengulang-ulang hal yang tidak disukai oleh bagas.
"Lo, gue tinggal disini ya."
"Iya-iya, gue gabakal panggil kaka lagi deh. Basa gimana ini, gue bakal terlambat ke sekola."
"Lo simpan aja di toko itu, gue tau kok pemiliknya" Bagas menunjuk toko sayuran yang tempo hari Senna ke toko itu
"Kalo sampai ada yang maling, gue salahin lo ya." Senna ragu dengan ide Bagas
"Gak bakal."
Dengan keraguan, Senna menuruti apa yang diperintahkan oleh Bagas.
"Na, cepet naik. Udah hampir terlambat nih," kata Bagas
"Iya Basa, tunggu bentar ngapa." Kata Senna, dan buru-buru ke arah Bagas
Senna yang sedang dibonceng oleh Bagas, akhirnya sampai di sekolah tepat pada pukul tujuh kurang satu menit.
Senna dan Bagas sudah sampai pada parkiran, Senna turun dari motornya Bagas dan berjalan ke arah kelas
"Na, tunggu."
Senna membalikan badan nya ke arah Bagas
"Apa?"
Bagas sedikit berlari ke arah Senna dan menyetarakan langkahnya dengan Senna "Na, nanti gue tunggu lo di rooftop ya. Ada yang ingin gue bicarain."
"Mau ngobrol apa?" Tanya Senna
"Nanti habis pulang sekola langsung ke rooftop ya, gue tunggu. Lagian, lo bakal pulang sama gue juga kan,"
"Iya Basa." Kata Senna sambil menganggukan kepalanya.
***
Kringg
Bel istirahat berbunyi
"Sen, ke kantin yu. Kemarin gue kelaperan gara-gara gak istirahat." Kata Fania
"Gue ikut ya," Nisa menyaut pernyataan Fania
"Ayo, gue juga mau ke kantin. Dari pagi gue belum sarapan sama sekali," kata Senna
Senna, Nisa dan Fania ke kantin dan duduk di tempat mereka biasanya duduk saat istirahat.