"Mah, Senna pergi sekolah dulu ya." Teriak Senna
Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, rumah tampak sepi apalagi Fena yang pergi ke kantor pagi-pagi. Jam menunjukan pukul enam lebih dua puluh menit.
"Sial, gue baru inget. Sepeda gue rusak."
Senna memandang sepedanya,
"Mau gak mau gue jalan deh ke sekolah."
Senna keluar rumah dan mulai melangkahkan kakinya. Jarak rumah ke sekolahnya lumayan jauh. Senna bisa sampai setengah jam jika jalan dari rumahnya.
"Sen lo pasti bisa."
Senna jalan sangat santai, setelah puluhan menit berlalu Senna melihat ke arah jam tangan berwarna hitam yang ada ditangan kirinya.
"Sial. Udah hampir jam tujuh, gue bisa terlambat."
Senna mempercepat langkahnya.
Saat Senna tepat di depan pintu masuk sekolah, jam nya sudah menunjukan jam tujuh lebih lima
"Bener kan, gue terlambat."
Tepat di depan pintu gerbang sekola Senna menghembuskan nafasnya yang masih tidak beraturan karena masih merasa kecapekan dan dari kejauhan ternyata ada yang sama-sama terlambat
Senna melihat ke arah sebelah kirinya ternyata ini ketua OSIS juga bisa telat juga. Gue kira ni orang adalah orang jadi murid yang paling rajin
Bara hanya melihat Senna dan begitupun sebaliknya.
Dari dalam pos satpam, pak Beni yang menjadi satpam sekolah menyuruh Senna dan Bara masuk. Senna kira ada dispensasi untuk keduanya, ternyata tidak.
"Kalian udah telat. Baru aja beberapa hari sekolah." Kata pak Beni
Dari kejauhan, ibu Siti menghampiri Senna dan Bara
Ibu Siti terkenal dengan ketegasannya dan selalu memberi hukuman jika ada murid yang melanggar aturan sekolah.
"Kalian baru beberapa hari sekolah udah terlambat, mau jadi apa kalian?"
Keduanya hanya terdiam, dan keadaan menjadi hening dan canggung
Senna menunggu Bara untuk membuka suara tetapi ternyata tidak, Bara hanya diam dan menundukan pandangannya. Senna yang mengerti keadaan langsung membuka suara "Maaf bu, terlambat, saya mengakui kesalahan saya."
Bara yang berada disamping Senna hanya melihat nya sesekali dan kembali menundukan pandangan nya
Senna yang baru saja menjawab pertanyaan Bu Siti kini matanya tertuju kepada Bara yang terus menerus menunduk kebawah
"Bara, kamu kan ketua OSIS bisa-bisa nya gak kasih contoh ke murid yang lain, kamu juga sama, masa baru beberapa hari sekolah udah terlambat."
Senna dan Bara hanya diam mendengar Ibu Siti berceramah di depannya
"Kalian harus hormat di depan tiang bendera sampai jam istirahat."
Senna dan Bara mengikuti apa yang di perintahkan oleh Ibu Siti, mereka langsung berjalan ke lapangan dan hormat ke tiang bendera
"Kok, ka Bara seorang ketua OSIS SMA Harapan Bangsa bisa telat sih." Kata Senna sambil sikap hormat
"Bukan urusan lo."
Mereka berdua kembali terdiam.
Setelah puluhan menit berlalu, Senna mulai terlihat lemas dan sikap hormat nya tak setegak di menit-menit pertama
Bara melirik ke arah Senna
"Lo jangan sampai nyusahin gue ya."
Senna hanya melirik ke arah Bara. "Gue kuat kok."
"Kalo sampai lo pingsan, gue gak bakal ngebantuin lo."
"Gue gak akan pingsan."