Spontan Senna turun dari sepedanya dan membiarkan sepedanya terjatuh, ia langsung berlari secepat yang ia bisa sampai ke tepi danau.
Bukan tanpa alasan Senna berlari sampai tepi danau, tapi ia melihat ada orang yang terus berjalan menuju tengah danau.
"Lo mau kemana?" Tanya Senna sambil berteriak
Orang yang ia lihat ternyata tidak menggubris pertanyaan Senna padahal ia sudah berteriak sekeras mungkin.
Senna langsung melepaskan sepatunya dan langsung mencelupkan kakinya ke dalam danau.
"Bunuh diri itu dosa woy." Sesekali Senna melontarkan pernyataan itu tetapi orang yang ada dihadapannya terus menyusuri ke tengah danau.
Perlahan-lahan Senna melangkahkan kakinya. Ternyata dasar danau itu lebih licin dari yang ia bayangkan. Baru saja beberapa langkah Senna berjalan, beberapa kali ia hampir saja terpeleset. Untungnya Senna bisa kembali mengembalikan posisi badannya dengan semula.
Apapun yang terjadi, gue harus nyelamatin dia. Kalo dia mati, gue bakal jadi saksi dipengadilan nanti. Nanti dikira gue bunuh dia lagi, gue gak mau. Kata Senna di dalam hati, pernyataan-pernyataan seperti itu meneguhkan hati Senna untuk menolong dan ia masih dalam pendiriannya untuk menyelamatkan orang yang ada di hadapannya.
Semakin lama kedalaman air semakin dalam. "Kalo lo gak denger gue, gue akan biarin lo mati aja." Senna berteriak. Kini air danau sudah menyentuh dagunya, hanya kepalanya yang mengambang di permukaan air dan kakinya tidak berpijak lagi ke dasar danau. Untung aja gue bisa berenang. Katanya didalam hati karena sekarang selain ia ingin menolong, ia juga harus terus membuat dirinya harus berada dipermukaan air.
Senna rasa ia sudah tidak sanggup lagi untuk terus berenang ke tengah danau dan Senna langsung membalikan ke arah ia harus pulang kembali ke tepi danau. Baru saja Senna membalikan badannya untuk berenang ketepi danau, kakinya tiba-tiba sakit sekali, rasanya sangat sulit digerakan sampai-sampai ia tidak bisa membuat tubuhnya agar berada di permukaan air.
"Tolong!" Teriak Senna. Ia benar-benar tidak bisa lagi untuk bisa mengeluarkan badannya dari air.
Sesekali ia berusaha untuk tidak membiarkan dirinya tenggelam, tetapi tetap saja. Senna tidak bisa menahan dirinya untuk bisa berada dipermukaan air.
Dadanya tiba-tiba sesak, hingga tidak ada lagi ruang untuk bernafas, kini badannya mati rasa. Untuk terakhir kalinya, untuk terakhir kalinya ia berusaha melihat ke arah orang yang sebenarnya akan ia bantu dan berkata di dalam hati. Tuhan, selamatkanlah dia. Sedikit demi sedikit pandangannya menghitam, mungkin itu akan menjadi kata terakhir yang Senna ucapkan dalam hatinya.
***
Senna membuka matanya, ia melihat pepohonan rindang yang berada jauh di atas dirinya. Sesekali angin menerpa dedahanan yang membuat matahari terkadang menyinari bola mata Senna.
"Surga yang indah." Kata Senna sambil tersenyum.
"Surga?"