Aku yang Salah

Quat Rain
Chapter #22

BAB 12 : SLR

Waktunya jam makan Siang. Senna mengambil kotak makannya di loker.

Senna dan Fania tidak satu kelompok pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, hal itu yang membuat Senna harus serba mandiri.

Semua peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dibedakan menjadi beberapa kelompok, dan itulah yang membuat Senna tidak satu kelompok dengan Fania.

Senna mengambil kotak makannya dan berjalan ke pinggir lapangan. Ia langsung duduk dibawah pohon.

Senna melihat ke sekitaran dan melihat ke arah kamera yang disimpan di pinggir lapangan dan melihat ke sekeliling sekolah. "Sejak hari pertama sampai sekarang kok kamera itu tetep ada di tempat yang sama ya?" Tanya Senna kepada diri sendiri

Sejak hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah, Senna tidak pernah melihat ke kamera yang telah disimpan.

Karena kamera yang telah disimpan berada sangat dekat dengan tempat Senna berteduh, Senna meninggalkan kotak makannya di bawah pohon. Sebelum ia makan, ia pergi sejenak untuk melihat kamera yang selalu disimpan di tempat yang sama.

Senna sedikit menundukan kepalanya dan menyipitkan matanya saat melihat ke view finder kamera.

Senna hanya melihat bangunan sekolahnya dan ada salah satu kelompok yang dihukum oleh anggota OSIS karena salah satu orang dalam kelompoknya tidak memakai name tag.

Senna kembali duduk di bawah pohon. "Apa sistem SLR ada hubungannya sama kamera yang selalu ada di tempat yang sama sampai hari ini?" 

"Kamera itu kamera SLR kan?" Lanjut Senna

"Berisik." Ternyata Senna tidak sadar bahwa dirinya bukan satu-satunya orang yang duduk dibawah pohon.

Senna membuka matanya lebar-lebar. Ia langsung melihat ke arah sumber suara.

Senna melihat ternyata Bara lah yang sama-sama berada dibawah pohon.

"Ini waktu jam makan siang. Mana kelompok lo?" Tanya Bara.

Senna emang lebih suka sendiri. Menurutnya, bisa melakukan hal-hal dengan sendirian itu hebat walaupun sebenarnya ia mencari Fania untuk makan siang bersamanya.

Senna benar-benar tidak tahu dimana kelompoknya. "Saya gak tau kak." Jawab Senna.

Bara melihat kearah Senna dan melihat ke arah name tag nya. "Lo mau gue hukum?" Tanya Bara.

"E- engga kak." Jawab Senna. Senna langsung berdiri dari duduknya.

Bara mengetahui bahwa Senna ingin pergi dari hadapannya. "Lo mau kemana?" Tanya Bara dingin.

"Saya mau cari kelompok saya kak."

"Duduk!" Perintah Bara.

Senna hanya terdiam. Jantungnya berdetak sangat cepat, sejak hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ia belum pernah mendapatkan masalah terutama dengan ketua OSIS yang sering disebut-sebut menjadi orang yang paling menyeramkan di sekolah.

"DUDUK!" Perintah Bara yang kedua kalinya.


Senna langsung duduk dan terdiam. Ia memegang kotak makan dengan kedua tangannya.

"Lo kan mau makan, ngapain diem?" Tanya Bara.

Senna membuka tutup kotak makannya. Ia menyendok nasi goreng dengan telur ceplok yang Fena buatkan untuknya.

"Tunggu!" Perintah Bara

Senna terdiam dan melihat ke arah Bara

"Karena gue senior lo, gue akan kasih lo satu pelajaran. Lo tau kan betapa sulitnya dapat sebutir beras?" Tanya Bara.

"Saya tahu kak." Kata Senna menjawab dengan pelan.

"Lo tahu cara berdoa sebelum makan, kan?"

Senna mengaggukan kepalanya. Ia langsung mengangkat kedua tangannya dan berdoa, selepas berdoa ia langsung mengusapkan kedua tangannya ke muka tanda telah sudah menyelesaikan doanya.

Bara yang mengetahui bahwa Senna telah menyelesaikan doanya langsung mengambil kotak makannya dan memberikannya kepada Senna. "Sekarang ini milik lo."

Senna masih memegang kotak makannya. "Kak, kenapa kasih makanan ini?" Tanya Senna.

"Gue tau lo bersyukur pada makanan jadi gue ingin lo jadikan makanan ini dengan sebaik-baiknya." Bara mengambil kotak makan yang Senna pegang.

Senna mengambil kotak makan yang Bara berikan dan langsung membuka kotak makannya.

Senna terdiam, ia hanya melihat ke arah kotak makan yang diberi Bara.

Bara melirik ke arah Senna. "Lo menolak kebaikan gue?" Tanya nya.

"Tapi kak." Kata Senna.

Senna masih terdiam melihat kearah kotak makan yang diberi Bara.

"Gue tunggu lo sampai semua makanan itu habis, kali aja lo buang makanannya bukan lo makan. Kalo gak habis, lo yang akan gue hukum."

"Iya, terimakasih kak."

Mau tidak mau Senna harus menghabiskan makanan yang diberi Bara dengan terpaksa.

Keduanya terhening. Dengan secepat yang Senna bisa, ia menghabiskan makanan yang diberi Bara.

Setelah menghabiskan makanan di kotak bekal Bara, Senna menutup kembali kotak makan nya. "Akhirnya habis juga." Kata Senna

"Sekarang lo langsung ke aula, cari kelompok lo!" Perintah Bara.

Bara langsung mengambil kotak makan nya. "Nih." Ia langsung mengembalikan kotak makan Senna.

Senna mengambil kotak makannya, sebelum ke aula, Senna menyimpan kembali kotak makan yang ia pegang di dalam loker. Senna melihat ke salah satu resleting tasnya. "Ternyata gue gak lupa bawa. Kalo gue butuh, seengganya gue inget kalo gue membawanya." Senna langsung menutup lagi resleting tasnya dan tidak lupa mengunci kembali lokernya. 


Selepas jam istirahat makan siang, seluruh peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah berkumpul di aula.

Keadaan di aula tidak terkendali dan sangat berisik.

Sejak di koridor sekolah, Senna sudah merasa tidak baik-baik saja. Tapi ia memaksakan dirinya untuk tetap ke aula karena ini adalah hari terakhir Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dan Senna tiba di aula sebelum terlambat.

Tanpa ada seseorang yang mengendalikan berlangsungnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, aula tiba-tiba terhening, bukan tanpa alasan. Saat OSIS masuk kedalam aula tidak ada yang mampu untuk bersuara sedikitpun.

"Ini adalah hari terakhir Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, dari semua peserta belum ada yang mampu memecahkan sistem SLR?" Tanya Bara sambil membentak

Sejak awal Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah memang Bara tidak menyuruh semua peserta untuk memecahkan arti dari sistem yang ia buat.

"Untuk menyelesaikan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, kami kasih kalian waktu tiga jam untuk dapat memecahkan sistem SLR yang kami buat!" Perintah Bara.

Bara melihat ke arah Senna yang tidak bisa duduk dengan sikap yang tegak, dari pertama masuk aula memang Senna sudah terus-terusan menggaruk tangannya.

Bara berdiri tepat di depan Senna. "Berdiri." Perintah Bara.

Senna berdiri dari duduknya.

"Lo tau cara menghormati senior lo? Apa dengan cara ini lo hormat sama gue?" Tanya Bara membentak

"Kak, saya boleh ke toilet gak kak?" Tanya Senna.

"Sebelum saya selesai, tidak ada yang boleh untuk keluar dari aula, ini juga berlaku untuk semuanya." Perintah Bara.

"Tapi, maaf kak saya tidak bis-" Senna makin merasa tidak baik-baik saja. Tanpa melanjutkan perkataannya, Senna langsung berlari keluar aula

Bara mengikuti langkah Senna dan keluar dari aula.

Di koridor sekola yang sepi, Senna makin merasa tidak baik baik saja, dadanya kini merasa sakit.

Senna sampai pada loker tempat dia meletakan tasnya

Baru saja ingin membuka isi loker, kunci yang baru saja Senna keluarkan dari saku roknya langsung di rebut oleh Bara

Lihat selengkapnya