Akumulasi Cinta

luluhuri pramudya wardani
Chapter #1

1

“Aduh pake acara telat segala lagi”

Kenalkan aku Rani Wardani, gadis manis dengan tubuh ideal, hehehe aamiin. Hari ini aku mengikuti MPLS hari pertama di sekolah baru ku, sekolah favorit yang ada dikota ku, SMA Cenderawasih. Namanya mirip hewan langka yang berada di Timur Indonesia ya. Namun sialnya, hari ini aku telat karena kembaran ku Reno Pramudya telat bangun, nyebelin kan dia.

“Bang Ren, ini masuknya gimana ? kita udah telat 5 menit nih, lo sih bangunnya siang banget” – sebal Rani

“Ya mana gue tau gue bakal kesiangan, lo bukannya bangunin gue” – jawab Reno

“heh, gue udah gedor gedor pintu kamar lo ya, emang lo nya aja kebo” – marah Rani

Begini lah kita, walau dinyatakan kembar, namun wajah kita berbeda. Sampai yang belum kenal kita, bakalan nyangka kita nggak kembar, seperti-

“hai kalian sedang apa disana ? mau bolos buat pacarana ?” – tanya kakak kelas yang bisa dilihat dari almamater yang dikenakan, sepertinya dia salah satu osis di sekolah ini.

“Kak, tolong bukain gerbangnya dong kak, saya mau masuk” - ucap Rani agak dingin

“Kalian nggak tau ini jam berapa ? anak baru ?” - tanya orang itu.

“Gue tau ini jam 7 lewat 10, dan seharusnya gerbang ini ditutup 5 menit lagi. Ya, gue anak baru” – jawab Reno dengan gamblangnya tanpa ada takutnya

Wanita yang menggunakan almamater itu hanya menganga lebar, karena dia menemukan adik kelas yang berani menjawabnya

“Ren, udah nggak usah dilanjut” – ucap Rani, karena kalua tidak diberhenti bisa saja dia kasar, karena dia atlet bela diri waktu smp.

“tapi An-“ – elak Reno dan dipotong oleh kakak kelas tersebut

“Kalian berdua mau berantem ? kalian saya izinkan masuk, tapi kalian harus minta izin sama kak Dito dulu selaku ketua osisnya karena dia yang paling berhak” – tutur kakak kelas tersebut

Setelah gerbang itu dibukakan, kami digiring ke arah lapangan, dimana acara itu dilaksanakan. Tapi bukannya diarahkan ke dalam barisan MPLS, kita dibawa ke depan lapangan tepatnya dekat mimbar. Banyak pasang mata yang melihat kearah kami, karena kami telat hanya berdua saja. Tiba – tiba seseorang yang berada di mimbar itu berhenti berpidato.

“Kenapa Tas ?” – tanya orang yang di mimbar

“telat 10 menit dito” – jawab kakak kelas yang menggiring kami yang bernama tasya dengan senyum lebarnya

“Kalian bisa lihat dua sejoli yang baru datang ini, telat 10 menit dengan pakaian yang tidak rapih dan gaya nya sok cool, seharusnya mereka malu datang terlambat” – kata Dito tegas sambil menunjuk kami secara bergantian.

Semua peserta yang berada di Lapangan menyorakkin kami, Rani yang memiliki mental lemah dia merasa sedih, walaupun kakak kelas itu menyindir Reno. Reno yang melihat ku sedih merasa tidak terima atas perlakuan kakak kelas itu kepada adik kembarny tersayang. Ia ingin menghajar kakak kelas itu, tapi Rani tahan dengan menggandeng tangan Reno, dengan maksud menenangkan.

Lihat selengkapnya