MNews, Bandar Sunda Kelapa, 2040.
Fahri baru saja selesai berkeliling mengawasi lantai gedung paling atas, ia sedang menunggu pintu lift terbuka untuk kembali ke lobi. Tiba-tiba Ali Tanjung dan Dini muncul menuju lift.
"Selamat siang, Pak Ali, Ibu Dini," sapa Fahri.
"Selamat siang," sahut Ali Tanjung ramah.
Ali Tanjung memandang Fahri dengan teliti. “Masya Allah! Fahri!”
Tanpa disangka Ali Tanjung menyodorkan tangannya untuk bersalaman, Fahri menyambutnya dengan mencium tangan, tetapi Ali Tanjung malah memeluknya. Fahri heran, sosok yang dikenal masyarakat ini mau menyambutnya seperti ini.
Ali Tanjung masih memandangi Fahri dengan takjub, tetapi di juga tampak heran dengan seragam yang dikenakan Fahri. "Apa iya, kamu kerja di sini?”
“Betul, Pak Ali.”
Lift eksekutif langsung terbuka saat Dini mendekat.
Assalamualaikum, good evening Ms. Dini Tanjung, sapa perangkat asisten gedung.
Ali Tanjung merangkul Fahri agar mengikuti Dini, masuk ke dalam lift.
Di dalam lift Ali Tanjung kembali bertanya pada Fahri, "hal ta'malu huna? (apa kamu kerja di sini?)"
"Na'am, a'malu hunna, Pak Ali (Iya, saya bekerja di sini)," jawab Fahri.
"Masya Allah! What other foreign languages do you speak? (Apa bahasa asing lain yang kamu kuasai?)" tanya Ali Tanjung.
"Je parle chinois, allemand et français, Insya Allah, (bahasa Cina, Jerman, dan Prancis)" sahut Fahri.
Dini sangat terkejut mendengar kemampuan petugas keamanan yang baru ditemuinya ini.
"Apa itu artinya, Nak?" tanya Ali Tanjung pada Dini sambil tertawa.
"Abi, Fahri bilang dia menguasai bahasa China, Jerman dan Perancis," sahut Dini.
"O ya? Kamu ini beneran sekuriti atau habis shooting jadi sekuriti?" tanya Ali Tanjung.
"Abi ada-ada aja, kantor kita kan media pemberitaan, apa salahnya sekuriti menguasai banyak bahasa?" tanya Dini sambil tertawa.
Tanpa sadar Dini mulai memperhatikan Fahri dengan seksama, selain kemampuan bahasa, ternyata laki-laki ini juga punya wajah menarik.
"Wah beruntung sekali perusahaan kita! Saya jadi penasaran, sepertinya kamu masih punya banyak hal yang akan membuat saya takjub, kamu ikut saya, kita ke Al Kahfi Land," pinta Ali Tanjung.
"Baik, Pak Ali. Tapi kalo boleh, saya izin ke komandan dulu."
"Boleh, perlu saya yang bicara?" tanya Ali Tanjung.
"Terima kasih, saya saja, Pak," sahut Fahri.
"Baiklah, O iya, kamu salin seragam ya, saya mau kenalkan dengan teman-teman saya," pinta Ali Tanjung.
"Baik, Pak Ali." sahut Fahri.
Setelah lift sampai, Fahri langsung bergegas menemui Pak Diding dan memberi tahu perintah Ali Tanjung.
Pak Diding tercengang. "Hah? Pak Ali sahabat lu juga?”
*****