Dagangan kopi dan minuman dingin kemasan yang dijual Mang Uus, Gilang dan Awi kepada kerumunan ormas laku keras. Hari ini mereka jual mahal, hanya mau menjual minuman pada orang selain warga rusun. Lebih dari sekitar 150 gelas telah terjual walau kebanyakan tanpa dibayar. Para anggota ormas BMR memang preman yang tidak pernah mau bayar saat membeli dari pedagang, tidak heran jika tidak ada pedagang lain yang mau ke sini.
Fahri telah menyuruh Pasukan Minuman Asoy memasukkan cairan pencuci perut yang tidak memiliki rasa dan bau ke dalam termos-termos mereka, artinya saat ini semua pembelinya punya urusan lebih mendesak ketimbang berkelahi.
“Woy, bade kamana?” tanya anggota ormas BMR yang ceking.
“Rusun blok laen, mules gue, King!” sahut anggota ormas BMR yang gendut.
“Hahaha! Kunaon nteu di blok 9, Ndut?”
“Biji matalu meletek! Masa lagi perang numpang nyetor di rumah musuh? Bisa dikemplang gue, pas ngeden! Bego!”
“Hahaha, dasar si Ndut kebanyakan makan. Eh, aduh!”
“Nape lu, King, merem melek gitu?”
“Sama! Melilit!”
“Ye ude buruan bareng! Jangan ampe lepek di sini!”
*****
Fahri sudah berada di tangga besi darurat lantai 6 untuk menghadang kerumunan ormas agar tidak naik. Dia berhadapan dengan 3 orang barisan terdepan.
Sebuah sabetan kayu menghampiri wajahnya, Fahri mengelak sambil memukul tangan orang yang menyabetnya sehingga kayunya terlepas, tiba-tiba sabetan kayu lain hampir menyentuh kepalanya jika Fahri tidak menutup dengan tangannya, kayu itu pun patah.
Fahri ingin mengambil kayu yang terjatuh, tetapi kayu lain menyambar tangannya, dengan cepat Fahri menghindar lalu kembali mengungut kayu itu. Setelah memiliki senjata Fahri mengibas-ngibaskan kayu untuk menakut-nakuti orang terdepan.
Fahri harus berkelahi dalam posisi yang sulit, dia tidak mungkin maju karena musuh juga tidak mungkin mundur. Fahri menghindari sabetan kayu sambil menaiki tangga dengan cara mundur, jika salah langkah ia bisa terperangkap dalam posisi yang tidak memberi ruang untuk berkelahi, untungnya lebar tangga besi ini tidak memungkinkan orang-orang sebanyak ini untuk maju secara bersamaan.
Fahri sadar tidak boleh terlalu lama dalam situasi ini, dia harus memberi ancaman serius sebelum lawannya nekat menyerbunya. Fahri akhirnya maju sambil memberi 3 sodokan keras yang merontokkan gigi orang-orang di hadapannya, kemudian ia mengulanginya lagi pada orang-orang di belakangnya dan di belakangnya lagi, setelah itu Fahri menyabet mereka semua sekeras mungkin agar jatuh ke belakang. 9 orang terdepan terjatuh mendorong teman-teman di belakangnya.
Para penonton dari blok sebelah di jalanan bersorak-sorak menyaksikan seorang warga blok 9 mampu menghajar kerumunan ormas BMR di depannya.