Alabio

Yolanda putri manik
Chapter #1

Prolog #1

Saat anak - anak seusia nya asik bermain dan berkumpul dengan teman seusia nya berbeda dengan seorang gadis yang duduk sendiri di pojokan taman bermain itu . Dia hanya tersenyum dengan sesekali suara tawa keluar dari bibir nya menyaksikan keseruan saat anak - anak lain nya bermain.

perkenalkan dia adalah nayara abigael , gadis remaja bertubuh mungil yang terlihat seperti anak sekolah yang masih duduk di sekolah menengah pertama namun dia adalah seorang gadis SMU.

Ayah nya sedang berbaring sakit sakitan dirumah akibat penyakit struk yang sudah lama di derita , ibu nya menjadi tukang cuci dan setrika di rumah tetangga yang sedang membutuhkan tenaga dan kakak laki laki nya sudah menikah dan seakan tidak mau mengurusi lagi kehidupan keluarga mereka dan lebih berfokus kepada keluarga baru nya . Sebab itu lah nayara harus berjualan koran untuk membantu ibu nya mencari penghasilan .

Setiap pulang sekolah nayara tidak akan langsung pulang kerumah , dia akan berkeliaran di jalan raya dan tempat - tempat lain nya untuk menjajakan koran jualan nya. Pekerjaan yang cukup berbahaya untuk seorang remaja perempuan berada di antara mobil dan sepeda motor yang sedang berhenti karena lampu merah . Karena tidak jarang banyak pengemudi yang langsung melajukan kendaraan nya saat lampu merah telah berganti warna , sebelum nayara menyebrang ke tepi jalan . Maka tidak jarang dia sering terluka saat pulang kerumah . Bukan hanya itu , mereka yang salah pun terkadang malah memarahi nya dan mengatakan hal kasar yang melukai hati nya . Namun nayara adalah gadis yang tangguh dia mampu menghadapi dan menutupi semua itu dengan senyuman , oleh karena itu tidak ada seorang pun yang tau kalau dia sedang terluka , atau pun sedang merasakan kesakitan termasuk ibu nya sendiri .

Sore hari sebelum kembali kerumah nayara duduk di sebuah kursi taman yang cukup sepi sambil menghitung sisa koran dan penghasilan yang dia dapat kan , di depan nya ada sebuah tempat khusus untuk bermain . Dia melihat dengan seksama anak - anak maupun orang dewasa yang sedang menikmati sore nya dengan bermain di iringi sebuah tawa kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka . Kebahagiaan yang selalu nayara ingin rasakan juga bersama dengan orang - orang yang dia kasihi , kebahagiaan yang dia impikan akan hadir di hidup nya .

Nayara bangkit berdiri , dia menarik dalam nafas nya lalu mengeluarkan nya secara perlahan . Sebuah senyuman muncul dari wajah manis nya , sedangkan tangan nya menggenggam erat sisa koran di dada nya .

Hari sudah semakin larut , nayara mempercepat langkah nya untuk segera pulang kerumah setelah selesai dengan urusan nya sebagai pengantar koran . " Ibu buka pintu nya , nayara pulang Bu , kata nayara sambil mengetuk pintu rumah nya . Tidak beberapa lama seorang wanita separuh baya membukakan pintu untuk nayara , wanita itu terlihat khawatir sekali . " Nayara , kenapa kau pulang nya larut sekali , ibu sangat menghawatir kan dirimu nak . Nayara memberikan sebuah salaman di tangan ibu nya " nayara baik - baik saja ibu , ibu tidak perlu khawatir percayalah nayara bisa menjaga diri .

" Maafkan ibu nayara , seharus nya kau tidak perlu melakukan semua ini , seharus nya ibu dan ayah lah yang bekerja keras untuk mu , bukan sebalik nya . Ibu rose mulai menangis , merasa bersalah sudah membiarkan putri kesayangan nya harus merasakan pahit nya jalanan di usia yang masih sangat muda.

Lihat selengkapnya