Sama seperti hari biasa nya , nayara selalu pulang malam kerumah. Malam itu pintu tidak di kunci , nayara memberikan salam namun tidak ada yang menyahut dari dalam , dia berhenti saat berada di depan kamar ayah dan ibu nya yang hanya tertutup triplek tipis jadi dapat terlihat dengan jelas . Ibu nya sedang berbicara dengan beberapa orang melalui telepon dan setalah menutup telpon itu , ibu nya menangis terisak .
" Kemana lagi kita akan mencari pinjaman untuk biaya pengobatan ayah , ibu sudah mencoba telpon semua keluarga kita , namun tidak ada yang mau memberi kita pinjaman ayah . Kata ibu sambil terus terisak .
" Sudah lah , kau tidak perlu menyusahkan dirimu dan nayara lagi .aku sudah pasrah jika aku memang harus pergi.
Langkah kaki nayara mundur beberapa langkah kebelakang , air mata nya menetes membasahi pipi nya hati dan telinga nya sudah tidak kuat lagi menahan semua apa yang baru saja dia dengarkan .
Sejenak dia terlalut dalam kesedihan dan mematung tanpa ekspresi di depan pintu masuk rumah nya .
" Nayara , panggil ibu nya sedikit terkejut , melihat nayara sudah ada dirumah . Wajah nayara tidak kalah terkejut nya , namun dia mencoba untuk tersenyum seperti biasa nya .
" Kamu sudah lama pulang , tanya ibu nya sedikit panik , takut nayara mendengar apa yang baru saja dia dan ayah nayara bicarakan .
" Tidak Bu , aku baru saja sampai dirumah . Aku mandi dulu ya Bu kata nayara sambil berjalan menuju kamar mandi yang ada di belakang rumah nya
Nayara menyalakan keran air sampai habis , hanya tempat inilah satu - satunya ruangan yang benar-benar tertutup . Yang selalu dia jadikan tempat untuk pelampiasan kesedihan nya setelah menerima banyak kesedihan setiap hari nya.
Setelah pulang kerumah , nayara akan masuk ke kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya disana. Begitulah setiap hari nya . °°
Ke esokan hari nya , nayara tidak berjualan koran saat pulang sekolah . Dia datang mengunjungi rumah kakak laki - laki nya dan berharap bahwa setelah menceritakan kesulitan apa yang sedang mereka rasakan dia dapat membuka hati nya dan membantu keluarga nya . Namun harapan hanya tinggal harapan saja , kakak laki-laki nya bahkan mengatakan tidak mau lagi berurusan dengan mereka .dan menolak untuk memberikan bantuan bahkan untuk hal sekecil apa pun juga.
Nayara memohon pada kakak nya namun sama saja , bahkan kali ini kakak ipar nya juga ikut memarahi nya dan bahkan mengusir nayara pergi dari rumah nya .
Nayara keluar dari rumah kakak nya dengan air mata yang sudah tidak dapat dia tahan lagi . " Ayah , ibu maafkan aku . Aku tidak bisa membantu kalian , aku sudah berusaha tapi kakak juga tidak mau menolong kita . Maafkan aku ayah , ibu maafkan aku .
Sepanjang perjalanan nayara menangis sambil menundukan kepala nya , dia tidak mau orang - orang yang melintas melihat nya sedang menangis