Alam Semesta

Hilda Resina
Chapter #1

Prolog

Kebanyakan orang mengatakan kalau jatuh cinta itu memerlukan waktu yang panjang. Bagiku, hanya perlu beberapa detik untuk jatuh kepada hatimu. Bukan melalui kata-kata manis aku merayumu. Bukan juga banyaknya hadiah kuberikan.

Seperti kebanyakan novel-novel romansa yang kubaca, kalau awal dari kisah dua insan karena ada benang merah yang terjalin di antara mereka. Untuk akhir dari sebuah kisah bahagia tergantung bagaimana insan itu menjalaninya. Apakah mereka sama-sama berjalan beriringan atau saling menjauh hingga benang merah itu terputus. Dan, berakhir dengan patah hati dari keduanya.

Aku ingat bagaimana tangan kita yang sama-sama mengambil buku di rak perpustakaan tanpa sengaja. Hari kedua belas dalam bulan Juni. Aku terpaku pada sosok mungil yang kini menjadi duniaku. Pandangan kami sama-sama bertemu, hingga akhirnya ia melepaskan tangannya dan tersenyum simpul. Meninggalkanku dengan perasaan kecewa dan ingin tahu. Walaupun begitu, aku tahu benang merah telah terajut di antara jantung kami. Bagaikan sebuah takdir yang disengaja oleh pencipta.

Waktu itu, sebelum sosoknya pergi meninggalkan perpustakaan umum, aku mendengar seseorang memanggil namanya. Melody. Sebuah nama yang membuat sudut bibirku tertarik. Sebuah senyum tipis dariku, melihat punggung mungilnya menjauh.

Melody adalah alunan nada yang mengiringi duniaku. Senyum manisnya bagaikan candu yang enggan untuk kulepaskan. Begitulah kugambarkan dirinya. Detik-detik yang kulalui semakin menyadari kalau ia telah mencuri waktu yang kusimpan rapat-rapat di dalam duniaku. Sejak hari itu aku bertekad, menemukan nada yang menyapaku di kesunyian hati.

Lihat selengkapnya