Alang

Republika Penerbit
Chapter #2

Sesal

Jakarta malam ini sangat padat meski laju kendaraan masih lancar-lancar saja. April mengemudikan mobil melewati jalan M.H. Thamrin. Untuk sampai rumah Arif, ia harus melintasi Kebon Sirih dan Slipi, lurus ke arah Kemanggisan di kawasan Jakarta Barat, baru kemudian membelok ke arah Jalan Raya Joglo.

Sejak dari kafe, April sama sekali tak bicara. Arif duduk di bangku belakang dengan gelisah. April sudah menawarinya untuk duduk di depan, tapi kawannya itu menolak. Lebih enak duduk di belakang, katanya.

Malam ini, Arif telah sengaja merancang cerita bahwa mereka harus ketemuan. Ada tujuan tertentu; ia berharap kawan lamanya itu memberinya uang. Saat mangkal berjualan mi ayam di depan supermarket Meruya Ilir, Arif menerima pesan pendek dari Bapak. Bisa saja SMS itu langsung diteruskan kepada Alang, namun sesaat sebelum menekan tombol sent, otak laki-laki berkalung handuk itu berpikir cepat. Ia urung meneruskan SMS dari Bapak, dan mengirim pesan pendek berisi ajakan bertemu. Setelah Alang setuju, langkah berikutnya adalah menghubungi April.

Awalnya kawan perempuannya itu enggan memberi bantuan. ”Kau benar-benar tak punya perasaan, Rif. Bagaimana bisa kamu mengajakku menemui laki-laki itu? Tidak.“

Arif tak patah semangat. Ia terus mengarang berbagai macam cerita hingga akhirnya April luluh.

Usai ketemuan, Arif berharap Alang akan menyisipkan beberapa lembar rupiah seperti biasanya bila mereka bertemu. Uang itu setidaknya bisa ia gunakan membeli rokok dan berjudi dengan tetangga. Bila beberapa kali tembus, uangnya bisa digunakan untuk menambah modal jualan dan sebagian diberikan pada Rukmini, istrinya, agar tak sering mengomel karena tak punya duit untuk bayar sekolah anak. Tapi, apes.

Ketemuan dengan Alang tak memberinya apa-apa. Kawannya malah bersikap dingin saat mendengar kabar dari desa. Ibunya jatuh sakit tapi ia masih bersikukuh memikirkan pertunjukan dan evaluasi konser musik.

”Menurut you, Alang akan pulang?“ tanya April memecah keheningan. Mobil berhenti di lampu merah.

Lihat selengkapnya