Alauddin Khalji: Sang Penjegal Mongol

Ariel Athahudan Pratama
Chapter #5

Bab 4 — Pasar yang Tunduk: Revolusi Ekonomi dan Pengendalian Harga Alauddin

Setelah berhasil mempertahankan Delhi dari ancaman Mongol pertama, Sultan Alauddin Khalji menyadari bahwa kekuatan militer saja tidak cukup untuk menjaga stabilitas kekuasaannya. Ia harus menundukkan dua musuh yang lebih halus namun jauh lebih berbahaya: keserakahan para elit dan fluktuasi ekonomi yang liar. Maka, dimulailah salah satu kebijakan paling ambisius dalam sejarah pemerintahan Islam India: pengendalian total terhadap harga dan distribusi barang kebutuhan rakyat.

“Untuk Menjaga Pasukan, Harga Harus Rendah”

Tujuan utama Alauddin sebenarnya bukan untuk menyejahterakan rakyat—tetapi untuk memastikan bahwa tentara besar dapat dipelihara secara permanen tanpa menggerus keuangan negara. Dalam kronik Tarikh-i-Firuz Shahi, Ziya al-Din Barani menulis bahwa Sultan pernah berkata, “Jika aku menurunkan harga kebutuhan pokok, para prajurit tidak perlu korup atau mencuri. Mereka dapat hidup dari gaji mereka. Maka harga pasar adalah pertahanan kerajaan.”

Untuk mewujudkannya, Alauddin mengambil langkah-langkah radikal:

  1. Ia menetapkan harga tetap untuk semua barang kebutuhan pokok: gandum, beras, kacang-kacangan, gula, garam, daging, bahkan kayu bakar.
  2. Ia melarang keras spekulasi dan penimbunan barang. Para pedagang wajib menjual barang dengan harga yang ditentukan negara.
  3. Pajak tinggi dikenakan pada mereka yang mencoba menimbun atau memalsukan laporan stok barang【2】.

A. Struktur Pasar di Bawah Komando Negara

Sultan membentuk empat pasar besar di Delhi, masing-masing untuk kategori berbeda:

Lihat selengkapnya