Beredar surat kabar di seluruh penjuru Indonesia yang mengatakan bahwa angka persentase kasus korupsi meningkat sejak beberapa tahun yang lalu. Koran-koran yang dijual bapak-bapak tua di pinggir jalan laku keras karena warga Indonesia sangat penasaran akan berita besar ini.
Korupsi adalah hal yang paling sampah menurut Albert. Untuk apa orang melakukan korupsi? Untuk mengambil keuntungan tanpa mengeluarkan usaha? Mereka semua gila? Jika tidak ingin berusaha, maka tidak akan ada keuntungan yang didapat. Mengapa orang-orang bermimpi menjadi milyarder sedangkan setiap hari mereka hanya melakukan kegiatan yang sama berulang-ulang setiap harinya. Mengapa selalu ada orang-orang yang tak dapat berpikir dengan otak yang jernih? Padahal Tuhan memberinya akal untuk berpikir, bukan untuk membodohi diri sendiri.
Gambar-gembor antikorupsi pemerintah belum sukses 100%. Meski kasus korupsi 2006 turun, tapi kerugian negara malah melonjak.Dari 166 kasus korupsi yang terungkap selama 2006, negara dirugikan Rp 14,4 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2004 dan 2005. Demikian analisis ICW yang dihimpun dari liputan 83 media massa di Indonesia. (Kerugian Negara Akibat Korupsi 2006 Melonjak, Detik News, 2007).
Pernah suatu hari saat pesta perpisahan para senior yang memilih pensiun dini, salah seorang rekan kerja Albert yang beda kantor dengannya mengajaknya mengobrol dengan maksud tertentu. "Apa kau tidak ingin mendapatkan harta karun? Aku memiliki banyak kenalan yang akan membuatmu menjadi lebih cepat kaya. Apa kau tidak tertarik?"
"Apa yang sedang kau bicarakan?" Tanya Albert yang sudah mulai curiga.
"Dengan meminjam seperempat uang perusahaan tidak akan membuat perusahaan kita bangkrut. Kau bisa membeli apapun yang kau mau dengan uang sebanyak itu. Kau juga bisa berinvestasi dengan membeli beberapa bangunan ataupun apartemen. Kau bisa mengembalikan uang itu ke tempat semula saat kau sudah mendapatkan keuntungan dari investasimu itu! Jika kau berminat, kau bisa langsung menghubungiku. Aku akan menjadi teman yang baik yang akan membimbingmu menuju jalan kesuksesan."
Teman baik apanya? Kesuksesan apanya? Albert bahkan tidak menanggapi perkataan teman kerjanya itu dengan meninggalkannya begitu saja setelah pamit.
Dan sore ini semua hal yang bersangkutan dengan map merah itu sangat mengganggu Albert. Di stasiun ia menunggu kereta tujuan Depok datang. Hari ini Albert tak membawa mobilnya karena adiknya Heru membutuhkannya untuk mengantar istrinya ke rumah sakit tadi pagi sekali.
Albert tidak mendapat tempat duduk saat menunggu di peron karena para remaja perempuan dan ibu-ibu sudah menempatinya duluan. Tidak mungkin Albert mendekati salah satu penikmat tempat duduk di peron itu dan berkata “Apakah saya boleh duduk di tempatmu?”. Bisa-bisa semua orang yang berada di sekitar situ langsung menoleh ke arah Albert dengan pandangan penuh kebencian.
Padahal jika dipikir-pikir kenapa jarang ada yang memberikan tempat duduk kepada laki-laki? Namun semua laki-laki yang mendapati tempat duduk selalu langsung berdiri ketika melihat seorang perempuan celingak-celinguk mencari tempat duduk, kemudian laki-laki tersebut akan memberitahu bahwa perempuan itu bisa duduk di tempat duduknya tadi.
Map merah itu masih melekat di pikiran Albert. Saat tadi masih berada di kantor Albert hanya melihat sekilas isi surat tersebut dan langsung tahu apa tujuan dari orang yang mengiriminya surat dan data-data tersebut. Kalau orang-orang itu sudah mengiriminya surat dengan map merah seperti ini, maka Albert harus bersiap-siap menghadapi hal-hal buruk yang akan datang. Tentu saja hal-hal buruk itu takkan datang jika Albert menandatangani kerja sama yang tertera di dalam surat itu, namun sudah pasti Albert takkan mau menandatanganinya.
Di tengah lamunannya itu tiba-tiba seorang wanita dari ujung sana teriak sambil meminta tolong hingga Albert melupakan masalah surat itu dalam sekejap.
“TOLONG!!! TANGKAP DIA! DIA MENCURI DOMPETKU!”
Marta Albert otomatis melihat ke arah laki-laki dengan kumis tebal serta jaket jeans yang sedang berlari demgan sangat kencang di tengah orang-orang yang sedang menunggu kereta di peron. Semua mata pun tertuju pada laki-laki itu. Terlihat seorang petugas dan seorang bapak-bapak berusaha mengejar pencuri dompet tersebut dengan terus meneriaki pencuri itu.
“KEMARI KAU!”
“BERHENTI KAU PENCURI!”
Namun pencuri mana yang mau berhenti begitu saja saat sudah mendapatkan barang yang ia inginkan?
Albert yang posisinya masih jauh dari pencuri tersebut langsung bergerak ke tengah peron untuk menghadang pencuri itu. Si pencuri yang tidak menyadari bahwa akan ada orang yang menghadangnya terus saja berlari sampai akhirnya kakinya menyelengkat kaki Albert—yang mana ia sangat sengaja melakukannya.