ALBERT EFFENDI

Nada Lingga Afrili
Chapter #22

22. Koruptor Kelas Kakap

Hari ini Tanti pulang ke rumah. Bukan untuk berbaikan dengan Albert, hanya untuk mengambil beberapa barang yang ia perlukan lalu kembali lagi ke rumahnya. Itulah hal yang membuat Albert kesal bukan main.

“Kau ini sebenarnya kenapa? Apa mesti menginap di rumah orang tuamu untuk menghindariku?”

“Apa katamu? Siapa yang menghindarimu? Kaulah yang sebenarnya menghindariku! Tidakkah kau berpikir bahwa ini semua salahmu?”

“Salahku? Apanya?”

“Masih bertanya juga? Kaulah yang memulai semuanya! Kau yang memutuskan untuk tidak memberitahuku apa-apa, dan bukan salahku jika aku bersikap seperti ini.”

Albert menghela napasnya. Baru kali ini ia melihat istrinya marah-marah seperti istri orang lain di luar sana.

Albert menahan lengan Tanti saat Tanti hendak keluar dengan menggenggam tas tenteng yang besar itu. Seketika langkahnya terhenti, Tanti menoleh dengan tatapan penuh kecewa.

“Tunggu sebentar.... Baiklah, aku akan memberitahumu.”

Semua kejadian yang telah Albert lalu dan sedang Albert hadapi ia ceritakan dengan detail. Dari mulai rekan kerja yang sering membujuknya untuk ikut-ikutan korupsi, hingga ancaman yang datang setiap harinya. Kantor yang semakin kacau, penampilannya yang semakin kusut, semua Albert katakan. Hatinya yang sempat melemah, serta keuangan yang hampir tidak terkendali.

Tanti mendengarkannya dengan hati yang berdebar kencang. Selama ini Tanti mengira bahwa masalahnya tidak sebesar dan serumit itu. Bahkan rumahnya pun terancam dijual jika teman-teman kantor Albert tidak membantunya.

Dengan menatap mata Albert yang berkaca-kaca karena menceritakan semuanya membuat Tanti terenyuh. Yang Albert lalui selama ini adalah ombak besar yang bisa membuat keluarga mereka hancur berantakan. Ombak besar yang kapan saja siap menghancurkan hidup Albert.

“Ya Tuhan, malangnya engkau, sayangku!”

“Maka itu, kau jangan pergi.... Aku tak dapat mengurus rumah sendirian. Aku tak dapat membersihkan lantai sebersih yang kau lakukan. Aku tak dapat memasak masakan yang lebih lezat dari masakanmu. Dan aku baru menyadari bahwa semua pekerjaan yang kulakukan di rumah terasa sangat berat jika hanya dilakukan seorang diri tanpa ada yang membantu.”

Lihat selengkapnya