Hampir setiap akhir pekan selalu terjadi bentrok antara muda-mudi dari Kelurahan Eksodus dengan Kelurahan Eksordium. Entah dari mana akar permasalahan yang menjadi pemicu kerusuhan tersebut. Yang pasti jauh sebelum Nyonya Meneer berdiri, para pemuda di dua kelurahan itu sulit sekali hidup damai.
"Ini harus segera diakhiri." Pak Tuman selaku Lurah Eksodus berujar serius.
"Saya setuju," timpal Pak Marzuki, Lurah dari Eksordium, "tapi bagaimana caranya?"
Pak Marzuki melinting kumis baplangnya, sementara Pak Tuman mengelus jambang. Sama-sama berpikir, keras sekali. Beberapa warga ikut hening dengan pikiran masing-masing; ada yang memikirkan kreditan panci jatuh tempo esok hari, ada pula yang memikirkan besok mau berhutang di mana lagi.