ALETA

Dian Bella Gresia Pasaribu
Chapter #3

DUA

Setelah selesai mengatur kelasnya dan memberi sedikit pengarahan ,Bu Vita pun memperbolehkan anak muridnya untuk beristirahat sejenak setelah bel istirahat berbunyi ada yang memilih untuk duduk dan bercengkrama dengan teman barunya dan tak sedikit juga dari mereka yang pergi ke kantin dekat sekolah untuk sekedar membeli beberapa jajanan yang menarik perhatian mereka.Demikian pula yang sebenarnya Aleta inginkan,jujur saja dirinya saat ini memang sangat ingin pergi keluar membeli beberapa jajanan diluar sana .Tapi apa boleh buat ia tak punya uang sedikitpun jadi dirinya pun memilih untuk beristirahat didalam kelas saja sembari menunggu bel masuk kembali berbunyi.                                                                                                                            “Leta apa kau tidak lapar?”tanya Anita sambil memalingkan wajahnya kearah aleta.”sedikit..” ujar Aleta polos .Sontak Anita pun meraih tasnya dan mengeluarkan satu kotak bekal berwarna ungu yang tidak terlalu besar itu dan meletakkannya diatas meja.”Apa itu?” tanya Aleta penasaran.”Ini bekal yang tadi pagi mama berikan padaku,isinya brownies cokelat .Apa kau ingin mencicipinya?ini mamaku yang buat sendiri” ujar Anita sambil membukakan tutup kotak bekalnya dan mengarahkannya kehadapan Aleta,sontak Aleta pun mengangguk senang sembari mengambil sepotong brownies yang begitu menggoda itu.”ummmmm,,,ini sangat enak” ujar Aleta sambil tersenyum manis kearah Anita,Ia begitu menikmati bolu manis itu .Jujur saja dirinya tak pernah makan makanan mahal seperti itu,jangankan untuk memakannya bahkan hanya untuk sekedar melihatnya saja ia tidak pernah. ''Apa ini pertama kalinya kau makan brownies??” tanya Anita polos mengingat reaksi Aleta saat pertama kali melihat dan mencicipi bolu manis itu                                 “Aku baru tahu ada makanan seenak ini” ujar Aleta polos . “Jika kau suka aku akan meminta mama membuat brownies setiap hari,biar kita bisa makan sama-sama.” ujar Anita yang dibalas anggukan oleh Aleta sambil tersenyum .”Terimakasih Anit” ujar Aleta dengan menampakkan senyum manisnya itu dan mereka pun menghabiskan semua brownies yang ada dalam kotak bekal berwarna ungu itu dengan lahapnya sambil sesekali salin memandang satu sama lain dan tersenyum senang. Tak terasa bel kembali berbunyi pertanda semua siswa harus kembali ke kelasnya masing-masing demikian juga dengan Aleta dan teman- temannya ,mereka kembali ke tempat duduk mereka masing-masing dan Bu Vita juga kembali masuk ke dalam kelas untuk memberikan arahan kepada semua anak didiknya itu dan aktivitas pembelajaran bagi senior mereka juga sudah kembali dimulai.                                                                                                                         Tak terasa waktu kini menunjukkan pukul 12.30 WIB pertanda kegiatan pembelajaan hari ini telah usai dan semua siswa diperbolehkan pulang kerumah masing-masing setelah bel sekolah berbunyi.Secara beriringan Aleta dan Anita pun keluar kelas bersama,sesekali Aleta tertinggal karena harus menarik roknya agar tidak melorot.''Leta dari tadi aku perhatikan kau sibuk memegangi rokmu,kenapa tidak kau lepas saja”tanya Anita yang memang penasaran melihat tingkah aneh Aleta yang sibuk memegangngi roknya mulai dari pertama kali mereka masuk ke kelas tadi. “Badanku terlalu kecil Anita ,jadi rokku sedikit longgar.”jawab Aleta. “kalau begitu kenapa kau tidak pakai saja ikat pinggang? itu pasti bisa membantu.” Ujar Anita . ''buku tidak bisa membelikannya,ia tidak punya cukup uang.uangnya sudah habis untuk membeli sepatu hitam yang kukenakan ini”ujar Aleta sambil menatap kerah sepatu mungilnya itu.Hal ini sontak membuat Anita merasa kasihan ,ia menatap kearah roknya dan melihat ikat pinggang yang kini melingkar pas di pinggangnya,dibukannya benda itu dan diberikannya pada gadis kecil yang kini berdiri di depannya yang tidak lain adalah Aleta sendiri .“Ini pakai saja milikku” ujar Anita. “Tidak usah Anita’’ ujar Aleta sambil menggelengkan kepalanya . “kenapa??” tanya Anita, “ ibuku bilang aku tidak boleh menerima pemberian orang asing yang tidak kukenal.lagipula ibu pasti akan membelikannya untukku” jawab Aleta,dirinya memang sudah diajarkan ibunya untuk tidak menerima barang apapun dari orang yang tidak ia kenal sekalipun orang itu memang tulus memberikannya . “Tapi aku bukan orang asing,aku adalah temanmu”ujar Anita sambil meraih salah satu tangan aleta dan memberikannya ikat pinggang mungil itu. Aleta sempat tertegun dan akhirnya iapun membuka suara “ terimakasih teman,kamu memang sangat baik’’ujar Aleta yang entah kenapa membuat merasakan kehangatan dihatinya setelah mendengar apa yang baru saja Aleta katakana. “sama-sama’’ ucap Anita,”kalau begitu ayo kita lanjut berjalan mungkin orangtua kita sudah menunggu.Sontak merekapun kembali berjalan  menuju gerbang sekolah dan benar saja ayah Anita sudah menunggu dirinya disana “itu papaku “ ujar Anita sambil berlari kearah papanya. “hai sayang”ucap papa Anita manis sambil mengecup kening putri kecilnya itu lembut. Sementara itu Aleta hanya terdiam ,tidak ada seorangpun yang menunggunya disana, tidak dengan ibu ataupun ayahnya . “Pah ini Aleta,teman baruku” ujar Anita memperkenalkan Aleta pada sang Ayah . “ Hallo om “ sapa Aleta sopan sambil mencium tangan Ayah anita .” hallo gadis kecil’’ sapa Pak handoko , Ayah Anita, “ siapa yang akan menjemputmu gadis kecil” tanya Pak Handoko mengingat tak seorangpun yang kini kelihatannya datang untuk menjemput Aleta . “ Sebentar lagi, ibuku pasti datang om.” Ujar Aleta . “kenapa kau tidak ikut denganku saja Leta, biar papa yang mengantarmu,kan pa??”ujar Anita sambil menatap kearah ayahnya  yang dibalas anggukan oleh sang Ayah .” Tidak usah Anita, nanti kalau  ibu datang tapi tidak ada aku disini,dia pasti khawatir, jadi biar aku tunggu disini saja” jawab Aleta.Anita mengangguk ,apa yang dikatakan Aleta ada benarnya juga “baiklah kalau begitu,aku duluan ya Leta” ujar anita sambil melambaikan tangannya kearah Aleta dan berjalan bersama ayahnya menuju mobil putih yang jaraknya tidak jauh dari sana . “Dah!!” ujar Aleta sambil melambaikan tangannya . Jujur saja sebenarnya ada sedikit sendu dihati Aleta melihat perhatian tulus yang diberikan oleh Ayah Anita pada Anita . Ia merasa sedih mengingat dirinya yang tidak pernah mendapat perhatian tulus dan kasih sayang dari sang Ayah seperti yang Pak Handoko lakukan pada putrinya. Jangankan untuk mengantar atau menjemputnya dari sekolah,mengobrol dengan ayahnya saja Aleta Jarang karena Ayahnya sering pulang larut malam atau bahkan tidak pulang sama sekali ke rumah,kalaupun beliau pulang pasti dalam kondisi mabuk-mabukan.  “ Nak maafkan ibu yah ibu terlambat menjemputmu” suara nyaring itu pun berhasil membuyarkan lamunan Aleta yang sempat tertegun sejenak tadi . “uhmm, tidak papa bu” jawab aleta sekilas lalu merekapun pergi berlalu dari tempat itu dan berjalan menuju rumah, tidak ada perbincangan yang terjadi antar Aleta dan ibunya sampai mereka tiba di rumah.

Lihat selengkapnya