Aletha

agatha d christie
Chapter #1

Prolog

“Bangun bocah!” aku hanya menggeliat, dan menarik selimutku lebih tinggi.

“Bangun!” kakak menarik selimutku dan melemparkannya menjauh.

“Apaan sih kak?” aku terduduk, mencoba membuka mataku yang demi apapun rasanya seperti mengangkat hal yang berat.

Aku seketika membelalak saat melihat jam di dinding di depanku. Jam 8!! Sial! Aku kesiangan. Aku segera melompat dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.

Ahh!! Aku terjerembab. Siapa yang menaruh buku di sini?!

“Kenapa kakak nggak bangunin aku lebih awal sih?! Siapa lagi yang taruh buku di sini? Bikin kesrimpet aja!”

“Aku sudah bangunin kamu dari jam 6. Kamunya aja yang tidur kaya mayat! Pake nyalahin buku lagi...” aku menggerutu dan melanjutkan perjalanan ke kamar mandi.

Sedikit bergetar memang, airnya seperti es. Tidak biasanya sedingin ini. Tapi aku tidak peduli, aku harus segera ke kampus. Ada hal penting yang harus di kerjakan. Aku bergegas menyiram seluruh tubuhku, aku tidak peduli aku mandi dengan bersih atau tidak, atau melakukannya dengan benar atau tidak, nanti sore juga mandi lagi kan? Beberapa menit kemudian aku keluar, aku melihat ke sekeliling kamar, dan kakak sudah hilang. Mungkin ia mulai bergabung dengan yang lain untuk sarapan.

Aku sedikit berlari, memilih baju, mengenakannya, menyisir rambutku, membawa peralatan seperlunya dan memasukkannya ke dalam tasku.

Sedikit melompat aku menuruni tangga dengan tergesa gesa. But wait, sepi sekali di sini. Aku melongok ke bawah. Kemana semua orang? Jangan jangan aku sendirian di rumah, semua orang sudah meninggalkanku.

Aku mencoba menuruni tangga lagi, lebih ke bawah lagi dan aku mendengar suara dari dalam dapur. Siapa itu?! Apa dia pencuri? Kemana semua orang?! Aku mendekat dan bhhaa!!!

Mama....

“Kamu ini ngagetin mama aja. Tumben sudah bangun, sudah mandi pula.” Aku sedikit mengerjap.

“Hlo papa mana mah? Kog rumah sepi banget?” Aku kira aku akan di tinggal sendirian di rumah, ternyata mama di dapur. Well, aku merasa sedikit lega.

“Belum bangun. Ini masih jam berapa sayang?” aku melihat jam di dinding dapur. Aku sedikit mengernyit, mencoba memperjelas penglihatanku. Jam 5? Jam 5?! Aku membelalak!!

“Ini bener jam 5 mah?”

“Iya. Kamu kira jam berapa?”

Lihat selengkapnya