Alex

Oryza Salsabila
Chapter #1

1. Kehilangan

Selasa, 21 Juli 2020

Hari tampak cerah, matahari bersinar terang mewakili senyuman setiap insan di siang ini. Tetapi tidak mewakili perasaan Alex. Lelaki itu tampak murung seperti ada awan hitam di atas kepalanya. Tepat hari ini 17 tahun ia kehilangan cinta sejatinya. Dalam ingatannya masih teringat jelas bagaimana wanitanya itu tersenyum lembut kepadanya dengan tatapan mata hangat yang menyejukkan. Alex pun memutuskan untuk pergi menemui wanitanya itu. Dengan mengendarai mobil miliknya ia pun pergi menuju wanitanya.

Alex memang seseorang yang cukup kaya. Bapaknya memiliki beberapa cabang perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Nama Wijaya pun melekat pada dirinya. Christian Alex Wijaya itu lah nama lengkapnya. Dirinya kini berusia 34 tahun namun masih belum memiliki pacar maupun istri. Padahal dirinya lumayan populer di kalangan wanita. Alex tak menikah dan tak mempunyai pacar karena baginya wanitanya yang kini meninggalkannya adalah yang terbaik dan dia masih belum bisa melupakan wanitanya meskipun waktu telah berlalu.

Alex pun sampai di tempat wanitanya berada. Ada rasa menyesal yang tiba-tiba menghampiri dirinya. Dia berjalan melewati makam demi makam hingga sampai pada wanitanya.

"Hai, apa kabarmu cantik?". Tanya Alex

Wanita itu hanya terdiam tidak membalas perkataan Alex. Ya tentu saja wanita itu tidak menjawab dirinya telah di telan oleh tanah dan kini mungkin tubuh wanita itu tinggal tulang belulang. Lagi-lagi air mata jatuh dari pelupuk mata Alex saat ia mengingat wanitanya itu. Terbayang berapa kejamnya Alex dulu pada wanitanya. Ia selalu mengabaikan wanitanya.

Tak terasa langit pun mulai redup memancarkan sinar jingga yang indah. Cukup lama Alex terdiam di depan wanitanya yang kini tak bernyawa. Di ratapinya baru nisan yang bertuliskan Annisa Diah Azkadina. Nama yang sangat indah. Sama indahnya seperti pelangi di kala senja yang pernah Alex lihat. Alex pun berpamitan kepada wanitanya itu dan segera pulang menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah Alex pun berbaring di ranjang yang cukup besar. Ingatannya berlabuh pada masa lalu yang indah antara dirinya dan Ica wanitanya. Teringat betapa kejamnya Alex pada Ica membuat ia semakin sulit melupakan Ica meskipun kini ingatannya mulai pudar akan wajah wanitanya itu. Alex pun mengeluarkan selembar foto dari dompetnya. Difoto itu masih tercap darah merah yang kini telah mengering bahkan berubah warna. Pikirannya kembali ke masa lampau hari dimana ia kehilangan wanitanya.

Flashback On

Senin, 21 Juli 2003

Pagi yang indah untuk mengawali hari. Ponsel Alex berbunyi menandakan ada pesan di ponselnya. Tertulis nama Ica❤ di sana. Alex mengabaikannya karena dia sedang sibuk sekarang. Ada rapat penting yang harus Alex hadiri sekarang. Meskipun usianya baru menginjak 17 tahun ia sudah di percaya ayahnya untuk memegang beberapa cabang perusahaan.

Rapat pun selesai Alex segera mengecek ponselnya tertulis 105 panggilan tak terjawab dan 267 pesan dengan pengirim yang sama yaitu Ica. Alex pun menelpon kembali ke pengirim itu. Setelah mematikan ponselnya Alex pun melihat tanggal dan tersadar kalau tepat hari ini adalah hari jadiannya yang ke 1 tahun dengan pengirim pesan tadi. Alex bergegas pergi dari kantornya dan menuju ke toko bunga. Alex memang lupa akan tanggal jadiannya tapi Alex tak pernah lupa kesukaan wanitanya itu. Setelah selesai membeli bunga Alex pun menuju cafe tempat dia dan Ica bertemu.

Sesampainya di sana Alex memarkirkan mobilnya tepat di seberang jalan cafe tersebut. Nampak ada seorang wanita mengenakan hijab biru dengan di balut baju berwarna senada sedang melambaikan tangan ke arah Alex. Wanita itu sangat cantik dengan tubuh mungil dan senyum manisnya. Cahaya senja yang mengenai wajah cantiknya itu membuat Alex terpanah. Tatapan mata beningnya yang berwarna coklat tembaga itu selalu menyejukkan Alex. Ica yang tadinya di pinggir jalan sangat senang melihat kedatangan Alex. Tanpa sadar Ica langsung menyebrang jalan tanpa memperhatikan sekitar. "Bruk...." Suara keras itu menyadarkan Alex dari lamunannya. Alex yang panik langsung menghempaskan bunga yang belinya ke trotoar dan lari menuju wanitanya. Beberapa orang langsung mengerumuni asal suara tadi.Alex berlari ke arah suara itu. Alex sangat syok melihat wanitanya penuh darah. Alex pun memeluk tubuh mungil wanitanya itu. Beberapa orang mencoba menelpon ambulans dan polisi. Tanpa Alex sadari air matanya mengalir melihat wanitanya yang berlumuran darah.

Lihat selengkapnya