Semuanya berawal saat aku masih memakai seragam biru dongker. Hari itu adalah hari menyenangkan bagi seluruh siswa SMPN 1 Sawahlunto sebab ujian semester telah selesai dilaksanakan. Kali ini adalah ujian semester yang keempat kalinya bagiku.
Alhamdulillah, semua rencana sudah selesai tinggal pelaksanaannya di hari ini. Banyak perlombaan yang akan dilaksanakan dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai koordinatornya. Aku mengambil peranan penting dalam kegiatan ini yaitu sebagai ketua OSIS sekaligus ketua pelaksanaan classmeeting sekolahku.
Suara ricuh semakin menggelora di halaman sekolah. Meneriakkan semangat untuk setiap peserta perwakilan masing-masing kelas. Energi semangat inilah yang menjadi nyawaku untuk terus mengembangkan program unggulan dalam organisasi ini.
**
“Peserta selanjutnya, Zeno Alwi dari kelas 8A!” seorang protokol mempersilahkan salah seorang peserta untuk maju ke depan membacakan sebuah puisi.
Seorang laki-laki beranjak perlahan dari kursinya menuju ke arah protokol berdiri. Langkah kakinya menandakan kesiapannya untuk tampil dengan penampilan maksimalnya. Aku suka dengan pemuda yang seperti ini. Aku berusaha memperhatikan keadaan sekitarku dengan sedikit berdiri memastikan perlombaan berjalan sesuai rencana, lalu duduk kembali.
Deretan kursi yang aku duduki adalah deretan kursi untuk para panitia. Di sampingku duduk seorang wanita yang sikapnya sedikit aneh bersama dua orang temannya. Entah apa yang mereka bicarakan hingga tertawa terbahak-bahak seperti itu.
“Baiklah.. Bagi teman-teman sekalian diharapkan untuk senyap sebentar ketika teman kita membacakan puisinya. Boleh, kaan??” tanya protokol dengan sedikit merayu para penonton.
“Boleehhh!!” sorak semua siswa yang menyaksikan lomba.
Sesaat setelah sorakkan terhenti, telingaku nyaring mendengar teriakkan wanita aneh di sebelahku ini. Lagi-lagi keanehannya kembali mengusik ku.