“Wahhh!! Cuacanya cerah banget, ya.” pujianku pada langit saat dedaunan jatuh bertaburan menerpa wajahku.
‘Ada sebuah kursi taman yang kosong. Aku duduk di sana aja kali, ya.’ gumamku.
Menuju ke arah kursi taman dengan sedikit berlari adalah respon ku untuk cuaca senyaman ini. Setelah duduk, tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian gamis putih dan kerudung yang senada menghampiriku. Duduk di sebelahku dan menggenggam kedua tanganku dengan lembutnya.
Aku tak mendengar apa yang wanita ini bicarakan, tapi yang jelas raut wajah itu tampak begitu bahagia. Sesaat setelah berdialog, kami pun berkeliling melihat suasana sekitar dengan bergandengan tangan. Kembali muncul dalam bayangku rasa nyaman dengan Kak Vina dahulu. Tapi entah kenapa, ini semua terasa nyata di hadapanku.
Setelah berkeliling, kami pun berhenti tepat di depan kursi taman yang kami duduki tadi. Wanita serba putih ini menggerak-gerakkan mulutnya seakan menyampaikan pesan padaku. Namun, kembali lagi. Aku tak bisa mendengar apa yang ia bicarakan. Tiba-tiba wanita itu menjauhkan dirinya dariku. Seperti ada sesuatu yang memaksanya untuk pergi.