ALFA

Alfasrin
Chapter #35

31 Ayat Ar-Rahman

Di daerah nun jauh disana, ada seorang wanita yang menunggu kehadiranku dan aku menunggu kehadirannya. Dia adalah Najwa Althofunnisa. Wanita manis yang akhir-akhir ini menjadi kalimat inti setiap aku menulis pada buku diaryku. Kalimat inti yang sekarang berangsur menjadi harapan dan doa yang aku panjatkan pada Illahi. Terlebih, aku dan Najwa sudah lama kenal. Semenjak SMP malah. Waktu itu kami satu ruangan belajar di kelas 84 SMPN 1 Sawahlunto sekaligus ruangan itu manjadi saksi bisu bagaimana perasaan yang selama ini ditampung tercurah begitu saja dengan nyamannya terungkapkan semua.

Ku beri tahu padamu, kawan. Dia adalah wanita terlembut yang pernah aku kenal. Bagaimana tidak, satu kata yang terujar dari mulut yang diam-diam saja itu, menjadi semacam sihir yang mengubah keras menjadi lunak, apalagi sikapnya yang anggun dan rupawan, ditambah fenomena aneh ketika dia tersenyum karena leluconku. 

Jika kau penasaran bagaimana cara dia tersenyum, kamu boleh bayangkan keadaan bulan di langit saat bulan di kalender Hijriah menunjukkan tanggal muda, kira-kira tujuh hari setelah anak bulan muncul. Maka tampaklah cahaya bulan sabit yang setara indahnya dengan busur senyum yang melengkung di wajahnya yang manis. Ditariknya pipi tirus itu tiga senti ke kanan dan 3 senti ke kiri lalu ditahannya agak 5 detik, kemudian ditujukan kepada ku saat wajahnya dimiringkan 45 derajat ke kanan. Sungguh, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan! 

Lihat selengkapnya