Siang itu, setelah selama hampir 6 jam perjalanan darat dengan mobil ke Jambi, aku beristirahat di sebuah penginapan. Selama perjalanan, aku merasakan sesuatu mulai berubah. Mulai dari bahasa orang-orang, jenis kendaraan, hingga bentuk atap yang awalnya atap gonjong sekarang berubah menjadi atap lentik khas melayu. Perjalanan ini adalah yang pertama kalinya bagiku. Keluarga kami memiliki satu unit mobil pribadi. Mobil kijang namanya. Mobil kijang yang usianya sudah lebih dari sepuluh tahun ini masih sanggup membawa kami lima orang sekeluarga bolak-balik ke Padang untuk menyambung silaturrahmi atau sekedar mengantar kami tiga kakak beradik pergi ke sekolah. Di dalam mobil ini pula banyak cerita dan kenangan tersimpan. Tidak heran jika mobil ini sangat dirawat oleh ayah.
Saking jaganya mobil ini, beliau menyempatkan diri agar meningkatkan kemampuan mesin mobil dan menata tampilan mobil hingga tidak terlihat betul usianya. Hal inilah yang mendorong ayah untuk mengikuti sebuah perkumpulan atau klub mobil kijang. TKCI alias Toyota Kijang Club Indonesia. Perkumpulan mobil Kijang ini sudah memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. Setahuku, Kota Sawahlunto adalah cabang ke 80 TKCI. Di sinilah aku kini, di Jambi dalam acara peresmian TKCI cabang ke 85. Ramai sekali mobil kijang yang datang dari berbagai daerah dan bermacam-macam bentuk atau modifikasi. Mulai dari Kijang yang menceperkan mobilnya atau kijang yang dibuat gagah dan garang seperti mobil 4D atau jeep. Adapula satu mobil yang mencuri perhatian para pelancong di acara peresmian ini yaitu sebuah mobil Kijang klasik tahun 96 yang dimodifikasi serupa mobil fan yang ada di Amerika sana. Bagian atas tepat di tempat pengemudi bisa terbuka atapnya, belum lagi pelek mobil yang elegan dengan warna silver, dan atribut yang menempel di kaca mobil yang membuatku takjub akan mobil ini. dari begitu banyak stiker yang tertempel, ada beberapa stiker yang mencuri perhatianku. Aku perhatikan sekali lagi dan membaca ulang tulisan pada stiker itu.
“Bandar Sri Begawan”
“Kuala Lumpur”
“Denpasar”
“Lombok”