Malam ini, hawa dingin memdominasi kota Bogor. Suara rintik hujan mulai terdengar di telinga seorang cewek yang tengah duduk termenung diatas kasur di kamarnya. Ia mengambil guling untuk ia taruh di pangkuannya, lalu memutar musik. Lagu berjudul Hujan milik salah satu band di Indonesia, Utopia, Alfa pilih untuk menemaninya malam ini. Ia mendengarkan dan menghayati setiap lirik dari lagu itu. Sejenak ia tersenyum mengingat kejadian tadi sore.
Falshback
Dorr
"AYAM!" pekik Alfa keras-keras. Ban sepedanya kempes secara tiba-tiba. Kemudian, oleng.
Alfa terjatuh. Lalu, sesegera mungkin ia kembali bangkit, dan mendirikan sepedanya. "Astaga, pakai acara meletus, lagi, kompromi kek,"
Alfa menghembuskan nafas beratnya. Ia mengedarkan pandangan, berharap ada yang memberinya tumpangan, atau hanya memberi tahu dimana bengkel terdekat.
"Huftt, tumben nggak ada yang lewat sini, biasanya rame banget," gumamnya.
Ia melirik jam tangannya. "Gue tuntun aja kali ya, biar cepet pulang?" Alfa kembali menghembuskan nafas gusar. Lalu, ia mulai menuntun sepedanya. Dan, berjalan menyusuri jalan yang seketika sepi.
Awalnya Alfa agak merinding, melewati jalan itu sendirian. Namun, apalah daya, ia terpaksa. Kalaupun sebelumnya ia tahu bila ban sepedanya akan meletus dan jalan yang biasa ia lalui tiba-tiba sepi, mungkin Alfa akan memilih menaiki angkutan umum.
Diperjalanan ia hanya menggerutu tak jelas. Namun, Manik mata hitamnya seketika berbinar. Wajahnya menjadi lebih ceria. "Akhirnya ada bengkel yang masih buka juga!" Pekiknya riang.
Alfa mempercepat langkahnya menuju bengkel. Mata Alfa tiba-tiba menyipit. Ia melihat cowok yang tengah duduk, menunggu sepeda motornya di perbaiki.
Dengan hati-hati ia melangkah ke bengkel. Alfa memarkirkan sepedanya disamping motor cowok itu. Sejenak, ia memandang cowok itu. Namun, Alfa segera mengalihkan pandangannya saat cowok itu melihat kearahnya.
"Mas, ini udah beres motornya," ucap montir di bengkel itu. Lalu, mengemasi barangnya.
Alfa tertegun. "Eh, mas mau kemana? Sepeda saya belom ini,"
"Maaf mbak, hari ini saya sampai jam tiga doang, besok aja ya?"
"Dih, kok gitu... Entar saya pulang sama siapa? Rumah saya lumayan jauh nih," Alfa memelas. Memang benar, jarak rumah Alfa ke bengkel ini, masih jauh.
"Gini aja mbak, sepeda mbak taruh disini, besok ambil lagi. Masalah mbak pulang, ini bareng sama mas ini aja gimana?" Usul Montir itu.
What? Yang benar saja?
Alfa serta cowok yang sedang terduduk menoleh ke arah montir itu. Cowok itu mendesis. "Pinter banget ngelawak bang,"
"Ya, itu sih usul saya, mau dilakuin atau enggak, urusan kalian," ucap montir itu, lalu pergi kedalam bengkel.
Alfa menoleh kearah cowok itu. "Kak, boleh saya nebeng?"
Cowok itu menautkan alisnya. "Nggak." Katanya dingin. Tanpa berkata lagi, cowok itu langsung pergi menaiki motornya. Lalu, menyalakan mesin.
"Kak O..."
Mendengar Alfa berbicara lagi cowok itu langsung menoleh. "Enggak."
"Boleh ya kak?"
"Nggak."
"Boleh ya?"
"Nggak!"