ALFIRAZ

Marlia Nurulsy
Chapter #1

Alfiraz Geraldie

Seorang lelaki tampan terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tersenggal. Dia bermimpi buruk yang membuatnya teringat dengan kesalahannya di masa lalu.

"Arghhhh. Mimpi itu lagi, sialan." ujar Al.

Ya, lelaki tersebut adalah Alfiraz yang kerap dipanggil Al. Suatu hal yang membuat ia menjadi sosok yang dingin dan tidak peduli dengan sekitar.

 Prang

Alfiraz memecahkan kaca yang ada di kamarnya dan mengambil serpihan kaca tersebut. Lalu melakukan rutinitasnya untuk membuat dirinya sedikit lebih tenang.

"Rasa sakit ini tidak seberapa dengan apa yang kau rasakan." racau Al.

Setelah menyelesaikan rutinitasnya, Al beranjak mengambil kunci motornya dan segera bergegas untuk pergi ke apartemen sahabatnya, Farizy. Sahabatnya itu memang tinggal sendiri di apartemennya sehingga Al sering berkunjung ke apartemen Farizy.

Saat dijalan, Al tidak fokus mengendarai kendaraannya sehingga ia hampir menabrak seorang anak kecil. Lalu Al memberhentikan motornya untuk memastikan anak tersebut baik-baik saja. Ketika Al hendak melajukan motornya kembali, anak tersebut tiba-tiba menangis dan ternyata Al telah menabrak kucingnya.

"Kakak jahat hiks.. hiks.. Kakak udah bikin kucing aku mati hiks. Kakak pembunuh." ucap anak kecil tersebut sambil menangis.

Tanpa mempedulikan anak tersebut, Al segera melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Banyak pengendara lain yang menggerutu, mengumpat, dan mendunges kesal. Sepatah kata anak kecil tersebut membuatnya seperti orang kesetanan saat ini. Al sangat sensitif mendengar kata tersebut apalagi jika ditujukan kepadanya.

Al memasuki apartemen Farizy dengan tatapan kosong. Penampilannya pun sangat memprihatinkan. Rambut berantakan, mata merah, wajah yang dipenuhi goresan, dan tangan penuh dengan darah yang sudah mengering.

Bugh

Farizy yang melihat kedatangan Al dengan penampilan seperti mayat hidup langsung melayangkan bogeman mentah pada Al sehingga membuatnya tersungkur.

"Kenapa lo ngelakuin hal sialan itu lagi hah?! Lo pikir bakal bikin masalah hidup lo beres? Dengan nyakitin diri lo sendiri gak akan ngelepasin beban hidup lo. Jangan merasa bersalah terus menerus, itu semua bukan sepenuhnya salah lo. Bangkit Al, gak seharusnya lo begini terus." ucap Farizy dengan emosi yang menggebu-gebu.

Melihat Al diam dan tak bergeming membuat Farizy naik pitam. Farizy hendak melayangkan pukulannya kembali namun ia urungkan karena hal yang dilakukannya salah. Tidak seharusnya ia melakukan hal itu. Karena yang Al butuhkan adalah sebuah dukungan.

"Kenapa berhenti? Ayo pukul gue Zy." ujar Al dingin disertai dengan tatapan kosong.

"Lo gak perlu nyakitin diri lo sendiri, ada gue Al. Lo bisa keluarin keluh kesah lo ke gue. Bahkan lo boleh melampiaskan amarah lo ke gue Al, jangan nyakitin diri lo sendiri." kata Farizy seraya merangkul dan menggiring Al untuk duduk.

"Gue gak bisa" gumam Al.

"Kenapa harus gak bisa? Lo bisa melampiaskan semuanya ke gue Al. Kalo lo mau pukul gue juga silahkan Al, gue siap. Asal lo jangan nyakitin diri lo sendiri."

Al berjalan mendekat ke arah Farizy. Hal itu membuat Farizy mengerutkan keningnya. "Lo mau ngapain Al, jangan belok juga dong. Lo gak minat cewek apa?!"

Al tak menggubris ucapan Farizy, ia semakin mendekat pada Farizy.

Farizy semakin kesal karena Al mengabaikan ucapannya. "Lo mau ngapain sih?! Sinting lo."

Ketika melihat Al hendak melayangkan pukulannya, Farizy pun terdiam dan memejamkan matanya. Namun, Farizy merasa heran, mengapa ia tidak merasakan apapun pada wajahnya. Lalu Farizy membuka matanya dan melihat Al yang berdiri di hadapannya seraya menatapnya.

"Udah mukul nya? Kok gue ga ngerasain apa-apa ya." ujar Farizy

Lihat selengkapnya