Membaca buku, ya itulah yang selalu dilakukannya. setiap bulan ia membeli majalah tentang mesin, majalah perkembangan teknologi dan juga majalah yang menginspirasinya seperti majalah Time. Beberapa tokoh yang menginspirasinya membuat ia ingin menjadi orang besar, hal itulah yang mendukungnya. Sehingga, ia harus berpikir dan menguras isi pikiran agar bisa menciptakan hal baru dalam dunia teknologi, ia ingin melewati batas pemikirannya, ia percaya bahwa manusia diberi kelebihan berpikir untuk melakukan sesuatu. bukan berarti masalah yang rumit tidak bisa dipecahkan. Bahkan ia tak pernah lelah untuk selalu mencari tau mengapa mesin bisa terbang? mengapa televisi bisa memunculkan gambar yang berwarna? dan mengapa handphone bisa bersuara padahal itu semua dengan jarak yang sangat jauh. Dengan mencari tau itu semua ia harus membeli alat itu satu persatu, untuk diamatinya. Jika ada alat electronik yang rusak di dalam rumahnya, ia tidak langsung membuangnya apalagi menjualnya, sekali-kali siapapun yang berada di rumah jangan pernah membuang alat yang sudah rusak ia tidak menyukai itu. Bahkan di dalam rumahnya, tersedia satu gudang tua untuk penyimpanan alat-alat yang sudah rusak.
Ayahnya pernah berkata "nak, tidakah barang-barang yang sudah rusak itu kita jual saja ke tempat penerimaan barang bekas?"
"Tidak usah yah, biarkan saja disitu, apakah ayah ingin menggunakan gudang itu untuk keperluan lain yah?"
"Tidak nak, ayah kira kamu sudah tidak menggunakan barang-barang itu lagi."
"Aku masih memerlukannya yah, jika ayah ingin menggunakan gudang itu, biar Ali pindahkan saja ketempat lain yah."
"Iya sudah li, biarkan saja di dalam gudang itu."
Awal mula terbentuknya memory recorder tiga tahun lalu, sebelum perusahaan (future machine) membuka kompetisi itu ia sudah jauh hari membuat Memory Recorder dengan pemikikiran ilmiah dan kimia, membuat ia mencoba memecahkan sesuatu hal yang tidak bisa dipecahkan oleh orang lain. Ia sangat menyukai kimia masalah molekul, atom dan juga reseptor seperti, Brain Reseptor dan spectrum. Beberapa masalah kedokteran juga ia masukan dalam penelitiannya, Ia selalu mengunjungi lap kimia, sangat banyak sekali hal yang ingin dipecahkan olehnya.
Setiap senin ia selalu berkunjung ke lap kimia itulah rutinitasnya, sampai sekarang ia masih menjalani check up. Setiap ia pergi ke rumah sakit selalu melihat alat Electroncphalography (EEG) yang digunakan di kepalanya, fungsi EEG itu adalah alat untuk mendiagnosis gangguan otak, seperti: epilepsy, trauma pada kepala dan juga gangguan tidur dari situlah ia berpikir mengapa ia tidak menciptakan alat itu sendiri.
Memory recorder yang diciptakannya ini sudah banyak berfungsi, setelah ia membuat alat itu ia tidak perlu lagi pergi kerumah sakit. Ayahnya juga membelikan ia EEG, ia membongkar EEG itu lalu ia menemukan komponen Amplifiers, electrodes dan juga filter. Dengan menggabungkan semua alat ini menjadi satu ia baru bisa meneyelesaikan setengahnya karena alat itu tidak bisa menyimpan data yang telah di deteksi oleh Memory Recorder. Orang-orang mengatakan jika Memory Recorder yang diciptakannya hanya omong kosong, maka menurut Ali Memory Recorderlah nanti yang akan membuktikan sendri bahwa alatnya bisa berguna untuk semua orang. Sangat banyak biaya yang telah ia keluarkan untuk menemukan satu penemuan ini. ia sangat beruntung memiliki sosok ayah yang selalu mendukung apapun yang ia kerjakan, ayahnya pernah merekomendasikan alat itu kepada pusat Teknologi yang berada di kotanya tapi tetap saja tidak memenuhi syarat. Ia harus memiliki laboraturium sendiri dan memproduksi alat untuk sample sebanyak seratus unit. Akhirnya, ia tak mampu melaksanakannya, tapi bukan berarti ia harus putus semangat. Ia sadar betul jika harus memproduksi sebanyak itu maka ia harus mencari bantuan orang lain, bahkan mungkin sampai harus memiliki pekerja sendiri, ia tidak berencana untuk mendirikan laboraturiumnya sendiri. melainkan ini semua hanya hal yang ia kagumi tapi bisa bermanfaat untuk orang banyak yang membutuhkannya begitu menurutnya.
"Nak, apakah kamu kecewa jika perusahaan itu tidak memudahkan jalanmu,"tanya ayah.
"Tidak yah,"jawab Ali.
"Begini saja li, sekarang kan internet sudah berkembang pesat mengapa kamu tidak menuangkan pemikiranmu di dalam blog saja,"kata kakaknya Ali.
"Ia benar sekali nak,"kata ayah.
"Bagaimana cara membuatnya kak,"tanya Ali.
"Nanti kakak akan mengajarimu ya."
Lalu sang kakak mengajarinya cara menggunakan blog. Kakaknya Ali seorang Master Komunikasi, dia telah menyelesaikan kuliahnya di Amerika Serikat.
Beberapa bulan kemudian Setelah pusat teknologi menolak penemuannya itu, ia membuat blog sendiri di internet untuk menceritakan masalah penemuannya. saat itu, ia berumur 22 tahun, tapi ia menutupi identitasnya. Ada beberapa yang merespon baik, seperti para pekerja mesin, Iilmuan bahkan ada juga beberapa Perusahan yang mengikuti blognya, beberapa saran yang di terima olehnya dari berbagai pembaca untuk melanjutkan risetnya. Semangat itu yang terus membara di dalam dirinya bahkan ia tak pernah berencana untuk menghentikan mimpi nya itu, banyak pembaca di blognya yang penasaran dengannya bahkan sampai ada yang mencari tau ingin berjumpa dengannya.