Malam itu ia berpikir. Mengapa Team Smart mempertemukannya dengan orang-orang yang begitu sederhana dan juga mencintai keinginanya, setelah Zia menunjukkan Foto semasa masih SD, ternyata Zia adalah salah satu teman Ali waktu di Sekolah Dasar dulu. 15 tahun yang lalu, ia begitu terkejut melihat foto saat perpisahan ujian akhir, ternyata wanita itu Zia Inara, wanita yang kurus hitam dan berambut pendek, Zia terkenal sangat pendiam dan pintar waktu Ali duduk di bangku kelas 5 SD Jaya Bangsa. Sebelum ia melihat Zia ternyata wanita itu sudah mengenalnya dari dulu. Sejak pertemuan mereka diperpustakaan dulu saat ia mencari orang yang memahami Psikologi, Zia ingin mengingatkanya pada sesuatu, tapi sepertinya Ali memang tak mengenalinya saat itu, mungkin ia berpikir waktu SD ia tak banyak disukai oleh anak-anak kelasnya karena jarang masuk sekolah, ia selalu di bully oleh teman-temannya. Oleh sebab itu, ia tak banyak bergaul dengan teman-teman satu kelasnya. Zia sangat berbeda waktu kecilnya dengan sekarang. Wanita yang sudah tumbuh dewasa dan juga berkepribadian yang sangat kuat. Ali sangat simpati kepadanya. Lalu ia menghubungi Alvin.
“Vin?”
“Ada apa sih li, udah malam ni!”
“Kamu ingat anak-anak waktu SD berambut pendek.”
“Ya semua orang berambut pendek li.”
“Bukan, perempuan yang berambut Pendek.”
“Zia Inara maksud mu.”
“Iya, itu dia.”
“Jangan bilang jika dia adalah Zia yang sedang bersama kita saat ini.”
“Nah itu tepat sekali,”lalu ia menceritakan kejadian tadi.
Alvin tertawa, “kenapa bisa kebetulan begitu ya li.”
“Ini tu bukan kebetulan bro, ini tu takdir,”ia tertawa.
Lalu mereka mengakhiri pembicaraannya, ia begitu serius untuk menyiapkan apa saja poin-poin penting yang ingin disampaikan saat kompetisi awal nanti. 2 hari lagi ia dan Zia akan menghadiri meeting itu.
Lalu Petra datang mengetuk pintu kamarnya.
“Li, kamu ngapain kok belum tidur?”
“Aku sedang mempersiapkan poin-poin penting yang akan kita bahas dalam kompetisi nanti Pet.”
“Lah kenapa ngerjainnya sendirian, kamu kan bisa panggil aku.”
“Tidak usah Pet, tadi aku liat kamu sepertinya lelah sekali.”
Lalu mereka menyusun poin-poinnya. Pertama :
Mereka akan membahas apa itu Memory Recorder dan juga Trexno. Kedua komponen yang terdapat di dalam alat itu, yang ketiga Aplikasi IGS dan yang terakhir TRM (Time Reminder Machine). Poin-poin ini adalah bagian yang paling terpenting di dalam penemuan mereka. Lalu Petra bertanya kepadanya mengapa membuat nama TRM menjadi lebel pememuan mereka, ia menjawab karena penemuan yang mereka buat cenderung lebih kepada mesin pengingat waktu dan bisa mengungkap apa saja yang ada di dalam pikiran manusia, alat ini juga berfungsi untuk melihat betapa cerobohnya manusia jika melakukan kejahatan. Bahkan, bisa juga melihat bakat anak yang mulai dari umur 10 tahun, tapi ia menjelaskan bahwa anak yang berumur 10 tahun belum bisa menentukan apa yang disukainya karena sifatnya mutlak berubah-ubah, mereka belum bisa menentukan jati diri dan masih banyak hal yang perlu mereka ketahui, karakter akan berubah menurut lingkungannya dan pendidikan yang akan diajarkan oleh orang tuanya, jadi ia tak ingin mengangkat poin ini, karena sifatnya tidak permanen. Ia begitu memikirkan hal-hal yang menurutnya masuk akal, jika TRM bisa membuat manusia bisa mengungkapkan apa saja maka penggunanya juga harus menyesuaikan mesin ini dengan hal-hal yang mendesak saja, tidak bisa digunakan untuk berbagai hal. Ia juga sudah berpikir jika alat ini berhasil dimenangkan, maka ia akan membuat beberapa syarat dan ketentuan dalam menggunakan alat ini. Jika alat ini salah dipergunakan maka bisa membuat manusia semakin membenci penciptanya, karena sebahagian penemuan ini bersifat mutlak dan tidak bisa dirubah. Ia juga sudah menyiapkan beberapa jawaban jika pertanyaan dilontarkan tentang manfaat dan kerugian mesin ini, Ali mengatakan kepada Petra jika alat yang telah mereka temukan bisa saja digunakan untuk keperluan Criminal, kepemerintahan dan juga beberapa badan pertahanan negera dan juga ungkapan kasus yang selama ini tidak bisa diungkapkan apabila mereka memiliki bukti dan saksi, berbeda dengan obat Anastesi yang memenangkan manusia sehingga membuatnya jujur dalam berbicara, alat ini sangat berbeda sekali. TRM tidak perlu menggunakan itu, cukup hanya ditempelkan penghantar yang telah mereka buat di kepala untuk penggunanya bisa mengungkapkan apa yang dipikirkan manusia. Petra merasakan jika apa yang telah dijelaskan oleh Ali, itu semua sudah bagian yang terpenting dari komponen penemuan mereka. Ia bepikir jika Ali sudah bisa mempertanggung jawabkan itu semua, maka tidak ada perlu lagi yang harus dipertanyakan menurutnya. Malam itu perbincangan mereka cukup berat. Sehingga membuat mereka mengantuk hingga tertidur di dalam ruang kerjanya.
Suara ketukan pintu pagi ini terdengar sangat keras sekali, Petra terbangun dari tidurnya, lalu dia berjalan dan membuka pintu itu, ternyata Zia datang dengan membawakan mereka sarapan, Zia bertanya kepada Petra jika dia tidak melihat Ali, ia masih tergeletak di kamarnya, Petra membangunkannya. Zia duduk santai di kursi ruang tamu, sambil berbicara dengan Petra, sedangkan Ali masih membereskankan ruang kerjanya dan juga dirinya untuk mandi.
“Pet bagaimana sudah konsep yang Ali buat?”
“Sudah 80% Zi, nanti biar Ali saja yang menjelaskannya.”