Ali is Machine

Khairul insan.A
Chapter #9

Makam Ibundaku

     Di tengah Alvin sibuk menghadiri kompetisi itu, kedua keluarganya sedang membicarakan pernikahannya dengan Rena, keluarga sudah sepakat untuk mengadakan acara pernikahan mereka di gedung yang mewah milik kelurga Rena. Selain orang tuanya adalah Jendral, keluarga Rena juga memiliki bisnis dan rumah sakit pribadi yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun, siapa yang tak mengenal Jendral Surya dan juga keluarga besar Sultan Hasannudin yang dulunya terkenal memiliki harta yang berlimpah, dulunya almarhum kakek Alvin juga sangat mengenal baik keluarga Rena, ibu dan ayahnya juga di jodohkan oleh kedua keluarganya, mereka ini sangat menghargai tradisi dan juga nilai budaya. Mereka hanya ingin anaknya hidup bahagia, sebagaimana kedua anaknya juga adalah anak semata wayang. Hanya Rena dan Alvin harapan kedua keluarga untuk melanjutkan warisan ini. Mereka masih memegang teguh budaya di dalam keluarga yang sudah terbentuk sejak dulu.

         Kompetisi itu masih berlangsung, Team Smart harus menunggu pengumuman sore ini untuk lanjut ke tahap kedua, sangat banyak sekali Team yang mempresentasikan penemuan mereka yang sangat brilian, seperti dari jepang mereka menggunakan Robotik sebagai mekanik mesin, negera German juga tidak mau kalah menciptakan mesin yang canggih dengan menggunakan 3 dimensi, mereka bisa membuat kereta api dengan system rute yang fleksibel. Banyak lagi Team lain yang membuat penemuan baru, tapi kompetisi ini kembali lagi kepada keputusan juri yang memilih fungsi dan bisa digunakan untuk masa depan. Perusahan itu sepakat untuk mengambil 10 team yang berhak masuk ke babak selanjutnya.

“Li, apakah menurutmu kita masuk ke babak selanjutnya?”

“Kita berdoa saja Pet, semoga Team Smart bisa dipercaya untuk masuk ke tahap selanjutnya.”

“Aku yakin kita bisa.”kata Zi.

“Teman-teman apakah kalian tidak lapar?”

“Aku lapar sekali Vin,”kata Maru.

“Ya sudah kalian semua tunggu aja disini. Aku akan membelikan kalian makanan.”

“Siap bapak Manager.”Kata Petra.

Mereka berbicang-bincang seputar kompetisi itu, ada hal lain yang dipikirkan oleh Ali, jika semua ini selesai ia tidak akan pernah lagi bisa bertemu dengan Alvin dan juga Rena, ia masih memikirkan hal itu, Zia sempat melihat Ali yang sedang terdiam, tapi Zia tidak mau mengganggunya, sepertinya Ali akhir-akhir ini kehilangan fokus, untung saja ia bisa mengontrol semuanya, Zia berkata “jika Ali begitu professional dalam bekerja dan sangat totalitas” dia mengetahui jika Ali memiliki karakter yang begitu kuat berbeda dengan orang-orang yang dia kenal sebelumnya. Tidak menutup kemungkinan jika Ali bisa menjadi orang yang sangat sukses, begitu menurutnya.

Makanan mereka telah tiba. Sepertinya Maru sudah sangat lapar sekali tidak sabar untuk menghabiskan makanan itu, memang presentasi itu hanya 20 menit, tapi baginya itu sangat menguras tenaga.

“Teman-teman ayo makan saja dulu, aku juga membelikan kalian kopi, biar gak ngantuk.”

“Ini manager idamanku,”kata Maru sambil bercanda.

“Ah, kamu bisa aja Ru.”kata Alvin.

Mereka semua menebak-nebak, jika Team dari Jepang dan German pasti masuk ke tahap selanjutnya. Penemuan itu tidak biasa, bisa berguna untuk masa yang akan datang begitu menurut Petra. Melihat dan mengamati Negara mereka yang maju, sudah banyak penemuan yang bisa di pergunakan untuk kehidupan sehari-hari, apalagi Negara German banyak menciptakan Teknologi baru. Lalu Maru mengatakan, “kita juga harus optimis dengan apa yang kita ciptakan, aku tidak pernah ragu dengan penemuan TRM, ini adalah karya anak bangsa, tidak boleh dianggap sebelah mata, kita semua tau sebelum ini terjadi, Ali sudah memperjuangkan Memory Recordernya ke berbagai perusahaan, tapi mereka tetap menolaknya.” Mereka berdua sempat berdebat setelah menghabiskan makanannya. Sebelumnya Maru tidak bisa lagi menyalurkan apa yang telah dicita-citakannya selama ini, tapi dia sadar Team Smart menyelamatkannya dari kegundahan itu. Lalu Ali menjawab “jika ini semua adalah hasil kerja keras kita, mungkin kalian mau berpendapat apa saja tentang Team lain itu tidak masalah, kita juga harus menghargai apa yang mereka temukan, pasti mereka juga sama seperti kita, selalu memutar kepala untuk memecahkan satu penemuan baru. Kita tunggu saja sebentar lagi kita juga akan dipanggil untuk masuk ke gedung itu.”

Lalu Rena datang menghapiri mereka,

“Teman-teman semua, maaf ya aku tidak bisa hadir melihat kalian langsung, tapi aku nonton. Teman-teman ku yang lain juga nonton di CNN, aku yakin Team Kalian pasti masuk ke tahap selanjutnya.”

“Terimakasih Ren.”kata Ali.

Pihak penyelenggara memanggil mereka semua untuk masuk ke gedung itu untuk mendengarkan pengumuman. Salah satu Juri mengatakan, “bahwa kompetisi ini diselenggarakan karena pihak perusahaan ingin mengembangkan teknologi baru, seluruh Team memiliki ide dan pemikiran yang sangat cemerlang, tapi kami harus melakukan seleksi terlebih dahulu untuk memastikan jika penemuan yang sudah di temukan dari berbagai Team untuk di launcing oleh pihak perusahaan, jika kami memilih seluruh karya peserta, pasti pihak Perusahaan sudah menampungnya. Kami akan membacakan 10 Team yang akan masuk ke tahap selanjutnya yang akan diselenggarakan 3 hari kedepan. Tanpa saya panjang lebar berbicara di depan ini, lebih baik saya langsung umumkan saja.” Begitu kata salah satu Team penilai.

         Yang pertama adalah “Team P&D, yang kedua Magnum dan yang ketiga DWM dan yang ke empat Team Smart.” Ketika mendengar nama Team mereka, Maru tak dapat menahan dirinya untuk bersorak, Mereka semua tidak percaya akan lanjut ke tahap selanjutnya. Lalu Team-team yang lain memberikan selamat kepada mereka. Ali sangat bahagia sekali, sampai tidak sadar bahwa Zia memeluknya di tengah pengumuman itu, ia hanya tersenyum, Rena memberikan selamat kepada mereka semua, lalu perwakilan Team Smart dipanggil pihak perusahaan untuk menandatangani berkas kompetisi itu. Lalu Maru mengatakan kepada Petra, “Kan sudah kubilang Pet, kita akan berhasil.” Petra menyikapinya dengan senyuman lalu dia berbicara “Ya, aku kan hanya mengingatkan, bahwa kita tidak boleh sombong dulu, tapi sombong dikit boleh lah.”Maru dan Petra tertawa.

“Untuk merayakan ini semuanya, aku traktir kalian makan malam ok, sepuasnya.”begitu kata Rena.

Media menyiarkan langsung pengumuman kompetisi itu. Total hadiah kompetisi ini sebanyak 1 milyar, tapi dari awal mereka tidak fokus kepada total hadiahnya, Ali memang ingin memenuhi cita-citanya sebagai pecinta mesin. Lalu ia menelvon Ayahnya.

“Yah. Team kami berhasil masuk ke tahap selanjutnya.”

“Ayah senang mendengarnya Li, sebentar lagi ayah akan pulang nak, kamu mau Ayah belikan apa.”

“Tidak usah yah, cukup ayah saja yang pulang Ali sudah rindu sekali.”

Lihat selengkapnya