Setelah kepulangan Petra ke kampungnya, Ali sangat sedih mendengar musibah yang menimpa temannya itu, Petra anak yang begitu kuat dan tidak pernah malu dengan orang tuanya, mungkin jika orang lain berada di posisinya, mereka pasti sudah membunuh ayahnya sendiri, tapi berbeda dengan Petra, kehidupan yang begitu keras di jalaninya sewaktu kecilnya, membuatnya tumbuh menjadi lelaki yang sangat kuat. Ia juga tidak mau memberatkan temannya itu dengan akhir kompetisi ini. Sedangkan temannya yang lain bertanya kepadanya mengapa Petra pergi, ia sangat bingung menjelaskannya, ia hanya mengatakan kepada teman-temanya “kita harus menunggu waktu yang tepat.” Ia sangat menyimpan dalam-dalam tentang kasus yang sedang di hadapi oleh ibunya Petra.
“Hei, selamat ya Li, Team kamu hebat bisa sampai ke titik ini.”
“Ini semua berkat doa kakak dan ayah juga.”
“Kamu sudah baca majalah baru yang merilis berita tentang Team Smart.”
“Belum kak, aku sedang memikirkan Petra.”
“Kamu doakan saja, semoga dia baik-baik saja, lagian dia kan pulang kampung bukan berarti dia tidak kembali lagi kan?”
“Semoga saja seperti itu kak.”
Lalu Widi menunjukan majalah itu kepada adiknya, mereka baru saja meliris tulisan yang begitu membuat bangga bagi pecinta mesin yang ada di Indonesia, “Team Smart mampu bersaing dengan negara-negara maju dan penemuan mereka bukan hal yang mudah membutuhkan waktu lama, dan itu butuh proses yang sangat panjang, ke 3 negara yang akan bersaing di babak final dengan menunjukan semua penemuan yang telah mereka buat, di kompetisi akhir ini, mereka menjelaskan, sejarah pembuatan, dan kegunaannya untuk kehidupan sehari-hari,”kutpian majalah itu. Ali juga sudah mengonsepkan hal apa saja yang akan ia bicarakan saat di final nanti, karena sudah jauh hari mereka merancang ini semua, ia juga harus merembukkannaya dengan Team Smart. Jika ini semua bukan suatu hal yang mudah untuk di produksikan. Banyak sedikitnya masyarakat dan pihak perusahaan sudah mengetahui seperti apa penemuan yang mereka buat. Ia berpikir, manusia tidak bisa lari dari masalah begitu juga dengan hal yang sedang di hadapi Team Smart, ia tidak boleh menyerah dengan kepergian Petra. Karena sepertinya Petra memang tidak bisa mengikuti final kompetisi ini. Lalu ia menghubungi kekasihnya itu.
“Kamu sedang apa Zi,”
“Aku lagi di rumah, baru selesai menyuci pakaianku.”
“Ayah mengundangmu makan malam di rumahku.”
Zia sangat terkejut mendengarnya, “malam ini?”
“Iya, jam 7 aku menjemputmu ya.”