Ali is Machine

Khairul insan.A
Chapter #12

Hukuman Mati

“Kamu kok tega sama aku, gak cerita Li.”

“Ya maaf Vin, rencananya hari ini aku mau menceritakan semuanya sama kamu.”

“Makanya ayah ngajak kamu juga makan malam di sini.”

“Eh, ngomong-ngomong kapan kamu jadian dengan Zia.”

         Lalu ia menceritakan semuanya kepada Alvin, waktu di makam ibunya, dia sangat bahagia mendengar sahabatnya itu mau membuka hati kepada wanita lain, ia juga sudah lama melupakan Rena, kini mereka bisa bersanding satu sama lain, bukan berarti cinta bisa memecahkan keadaan tapi malah menyatukan keadaan, ia selalu mengubah cara pikirnya terhadap suatu hal, mereka semua tampak bahagia berbincang di saat makam malam, ia tidak bisa terlalu gembira. Sebab, pikirannya tak bisa lepas dari Petra. Ini semuanya akan menjadi satu moment yang sangat berarti di dalam hidupnya. Kak Widi menceritakan ia waktu kecil kepada Zia, mulai dari ibunya meninggal, mereka di Amerika dan juga kebiasaannya waktu kecil. Zia juga belum banyak mengetahui Ali seperti apa, ia lumayan tertutup. Mungkin Ali tidak ingin Zia mengetahui masa lalunya.

“Vin, bagaimana kalau kamu saja yang menggantikan Petra, di final nanti.”

“Apakah aku bisa Li?”

“Aku yakin kamu bisa Vin.”

“Kalau begitu, berikan aku semua materi tentang Trexno, sejauh ini aku tidak mengerti bagaimana cara menjelaskannya dan cara kerja mesin itu.

“Aku akan memberikan semua materinya kepadamu.”

Mereka harus fokus untuk kompetisi ini, perjalanan panjang yang sudah mereka jalani selama 6 bulan terkahir, Alvin mengatakan kepadanya kita tidak boleh mundur hanya karena Petra tidak ada. Karena Petra juga berpesan seperti itu kepada mereka. Apapun yang terjadi mereka harus maju kedepan. Tidak di sangka juga Team Smart sampai ke titik ini dengan semua usaha dan antusias mereka. Memang benar jika Trexno tidak ada ini semua tidak akan berhasil, begitu juga dengan IGS dan Memory Recorder. Semua saling berhubungan satu sama lain. Ali harus berpikir dewasa terhadap hal ini begitu kata-kata Alvin. Selama ini Alvin tidak pernah mengerti tentang satu mesin pun, dia hanya mengetahui apa yang di buat oleh Team Smart, tapi kali ini dia harus bekerja keras sedikit demi menyelamatkan Team Smart.

         Petra bertemu dengan ibunya di penjara. Sudah lama dia tidak melihat ibunya, ketika dia datang, ibunya menangis hanya bisa berbicara di balik jeruri besi, Petra tak tahan melihat kejadian semua ini. Ibunya berkata.

“Besar sekali kamu nak, maafkan ibu tidak bisa merawatmu. Ibu sangat malu kepadamu, mengapa harus menemui ibu di dalam keadaan seperti ini.”

Lihat selengkapnya