Emily memiliki kebiasaan unik, setiap malam dia menyalakan lilin di balkon kamar. Lilin itu dinyalakan bersanding dengan patung pinguin putih yang terbuat dari porselen setinggi sepuluh sentimeter. Selain itu, terpasang foto seorang pria tua berjanggut dan berambut putih mengenakan setelan baju pendaki serta menenteng kamera hitam.
Alice tahu siapa yang ada di dalam foto tersebut. Dia adalah kakeknya Emily yang telah lama pergi. Seorang fotografer satwa liar yang menghilang di Antartika, konon kepergiannya disebabkan oleh kecelakaan pesawat. Oleh karena itu dia selalu menyalakan lilin setiap malam. Di sebuah meja khusus itu dia mendoakan orang yang selalu mendongengkan kisah-kisah petualangannya dalam memotret satwa liar.
"Belum tidur, Emi?"
"Sebentar lagi kak."
"Sudah tiga bulan kau menyalakan lilin, sebenarnya apa yang kau doakan?"
"Aku ingin dia kembali kak!"
"Kembali?"
"Iya, aku ingin dia kembali dan mendongeng lagi. Aku kangen dengan ceritanya saat dia memotret pinguin langka di Argentina dan Antartika. Kadang aku sampai bosan, kok yang diceritakan itu terus!"