Berkebun di tengah kota merupakan pemandangan yang langka, tetapi jadi hal yang menyenangkan bila bisa memanfaatkan lahan yang ada. Di kafe milik Alice, ada lahan khusus untuk berkebun. Di lantai lima, Emily merawat kebun kecilnya setiap pagi dan sore hari.
Alice mengijinkan Emily membuat kebun di gedungnya. Selain menyejukkan mata dan jiwa, hasil dari kebunnya bisa digunakan untuk kebutuhan kafe. Jadi, Alice termasuk orang yang sangat "visioner" (aslinya aji mumpung sih, biar tidak banyak pengeluaran) dalam menjaga alam dan mengembangkan potensi terpendam milik Emily (kalau yang ini dapat tenaga gratis) yang suka bercocok tanam.
"Woy author, kok aku diceritain yang jelek-jeleknya sih?"
"Bukannya biasanya begitu?"
"Tapi ga gitu juga sih, masa lakon diceritakan bagian pelitnya?"
"Ya sudah kalau begitu, aku ganti lakon aja ...."
"Eh ... Jangan gitu dong! Kan hanya usul?" Jangan dibawa perasaan begitu dong!"
"Ini dilanjutkan apa gimana nih?"
"Lanjutkan saja, emang situ mau memperpanjang durasi seperti sinetron?"
"Ok, aku lanjutkan lagi narasinya!"
"Sip ... Gitu dong!"
Tanaman yang ditanam beraneka macam. Mulai dari buah-buahan macam anggur, strawberry, melon, dan nanas. Tak lupa tanaman sayur mayur seperti tomat, cabai, kubis, wortel, seledri, dan lobak. Khusus lobak, saat ini sedang panen dan si gadis cilik berkulit cokelat manis itu memetiknya.
Maka Emily dan Alice tengah sibuk memanen lobak di atas gedung, dua keranjang besar berisi lobak putih yang cukup besar jadi kesenangan tersendiri. Emily merasa senang karena hasil panen kali ini cukup banyak dan sangat cantik. Tidak sia-sia usahanya selama ini. Bekas tanah yang menempel dibersihkan dan sebagian dijadikan bibit.
Lalu mereka membawanya ke ruang penyimpanan makanan yang ada di sebelah dapur. Tetapi sebelum di simpan, Alice mengolah sebagian lobak itu menjadi tumis lobak saus tiram dan palov, masakan khas Asia tengah. Kebetulan trio penjaga sukma seperti Arafis, Saki dan Elvy akan pulang, lumayan ada teman makan bareng karena porsi yang dimasak cukup banyak.
"Hem ... Enak betul baunya? Kau masak apa kak? tanya Kana dari kejauhan.
"Lihat saja sendiri?" timpal Alice sambil menumis bumbu di wajan.
"Kau mau menumis sesuatu?"