Alice and Friends

Kyota Hamzah
Chapter #12

Nasi Kebuli Dan Nasib Yang Dibully

Akhir-akhir ini, pemesanan masakan Asia meningkatkan cukup signifikan. Dari data yang dicatat oleh Emily, dari tiga jenis menu yang terdaftar di website terdapat peningkatan 50% di menu Asia barat-utara. Menu lain seperti Eropa hanya 20% dan Asia timur naik jadi 30% dari sebelumnya.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan agar pelanggan bisa ramai?" tanya Alice.

"Kalau lihat data dari Emi, sepertinya kita ... Eh kemana Emily?"

"Dia masih di atas, sepertinya?"

"Ada apa di atas?"

"Katanya sih mau panen cabai dan tomat."

"Sama Kweki dan Wak Wak?"

"Yup!"

Tidak lama pintu kafe terbuka, seorang perempuan muda berkacamata masuk bersama dua bocah berumur 14 dan 12 tahun. Perempuan elok itu adalah Saki Fidela, dia membawa tamu dari dunia lain untuk belajar menulis cerita anak-anak.

"Kak Faye, aku lapar!" Ucap si adik.

"Kau tak lihat kalau aku sedang sibuk, Fei?"

"Hei, kau tidak boleh bilang seperti itu Faye. Kita ke sini untuk belajar menulis bersama, bukan bermain gim."

"Sial aku kena lagi!"

"Faye, kalau kau nakal akan aku sita loh smartphonenya!" tegur Saki.

"Tapi, masih belum selesai kak!"

"Sudah kubilang ajak ibu sekalian, biar kakak dimarahin!"

"Eh ... Eh ... Eh ... Tidak boleh begitu!"

Kana dan Alice hanya menonton dari meja bar kafe, Sebenarnya anak siapa yang dibawa olehnya? Bocah perempuan yang terlihat tomboi itu sedang asyik bermain gim di smartphone sedangkan adik lelakinya terlihat melas sekali.

Bila si kakaknya tampak nakal, adiknya justru sebaiknya. Baru kali ini mereka melihat bocah laki-laki yang ayu seperti itu. Lalu Saki menghampiri Alice dan memperkenalkan bocah-bocah itu. Mereka adalah murid dari kenalannya di komunitas menulis. Si kakak bernama Faye dan si adik bernama Fei.

"Alice, aku dapat murid dari kenalku. Temanku meminta mengajari mereka tentang literasi karena orang tuanya jarang di rumah. Jadi aku ajak mereka ke sini sekalian memperkenalkan kafemu. Kira-kira boleh tidak aku pinjam tempatmu?"

"Tentu saja boleh, aku malah senang kalau ada pelanggan tetap. Tapi ...."

"Tapi kenapa?"

"Kira-kira pembayarannya bagaimana?"

"Oh soal itu, kita bagi dua. Jadi kau sumbang tempat sedang aku yang mengajarnya. Lagipula mereka juga suka makan loh!"

"Wah, prospek bagus ini!"

Lihat selengkapnya