"Malam ini sangat indah, langitnya begitu cerah!"
"Kau benar Kweki, yuk kita ke permukaan!"
"Permukaan? Kau kira aku ikan sepertimu?"
"Maksudku kita keluar ke atas atap. Lagi pula nona kita sudah tertidur pulas, oh iya jangan lupa kau tiup lilinnya Kweki."
"Oh begitu, baiklah!"
"Sudah kau tutup jendelanya?"
"Ini sedang kututup!"
"Kita keluar sebentar yuk!"
"Ayo Wak Wak!"
Malam terlalu indah untuk ditinggal tidur. Dua makhluk bernama Kweki dan Wak Wak tengah menikmati keheningan malam di atas atap. Biasanya mereka berjaga di kafe bila malam tiba, berhubung Alice dan Arafis masih ada di kafe jadi mereka membereskan loteng dan menemani Emily tidur.
Setidaknya mereka berdua punya tempat tinggal, setelah bertahun-tahun menggelandang tak tentu arah. Wujud imut yang mereka tempati setidaknya jadi pengatur emosi mereka. Wujud mengerikan yang dahulu diumbar kini mulai terkubur oleh wadah imut nan menggemaskan dari boneka yang mereka tempati.
"Wak Wak, dulu saat malam akan banyak kunang-kunang terbang."
"Benar Kweki, sudah berapa lama ya kita tidak melihat kunang-kunang?"
"Mungkin sudah ratusan tahun kita tidak melihat kunang-kunang lagi."
"Kira-kira kemana mereka pergi ya?"