Alice and Friends

Kyota Hamzah
Chapter #17

Nonton Film

"Loh ada acara apa ini?" tanya Saki.

"Kami mau mengadakan nonton bareng buat menarik pelanggan, tetapi karena hujan semua rencana kami jadi gagal kak!" kata Emily.

"Nonton bareng? Kenapa kalian tidak mengajakku?" tanya Saki.

"Mengajak apa kak? Nonton bareng?" timpal Kana.

"Kakak mau nonton film?" sambung Emily.

"Iya, aku punya beberapa film bagus. Mungkin bisa dibuat diskusi bareng." ujar Saki.

"Ada apa ini? Kenapa proyektornya belum dibereskan?" tegur Alice.

"Alice, apa kau berencana untuk nonton bareng?"

"Aslinya sih, tapi kau tahu sendiri kalau hujan begini akan sepi pengunjung?"

"Mungkin kalau kau, aku akan mencoba mengajak teman-temanku untuk nonton bareng tapi sebulan sekali sih."

"Kalau menurutku sih tidak masalah sebulan sekali, asal mereka mau pesan makanan di sini."

"Kalau begitu akan kujadwalkan kapan enaknya. Tapi sebelumnya, apa kita tidak nonton bareng saja, nanggung sudah pasang proyektor begitu."

"Lah mereka saja baru aku omelin karena nonton sendiri."

"Kalau begitu kita nonton bareng saja, kita ajak Elvy dan Arafis sekalian."

"Hem .... "

"Bagaimana?"

"Benar juga, daripada mubazir lebih baik ajak penghuni lain saja. Selain buat pemanasan."

"Kalau begitu akan kupanggil mereka sekalian ambil koleksi filmku."

"Oke!"

Lalu Saki kembali lantai atas untuk mengambil koleksi filmnya sekaligus memanggil penghuni lain. Alice menyuruh Kana dan Emily memasang kembali proyektor dan mengambil kembali jajanan untuk teman nyemil. Ketika semua berkumpul, Saki memasang kabel penghubung laptop dengan proyektor. Sekeping cakram dimasukkan ke laptopnya dan film pun dimulai.

***

Revolusi tidak dapat dielakkan lagi, orang-orang telah muak dengan hedonisme keluarga raja dan para pemuka rohani. Para buruh dan petani di kerajaan Valmeria berdemo menuntut kesetaraan dan upah yang layak. Kekacauan itu dimanfaatkan oleh Samiri sang perdana menteri untuk menggulingkan kekuasaan sah sang raja.

"Tuanku, sang raja telah kehilangan wibawanya. Setelah kampanye merebut wilayah shikalan gagal, rakyat sudah tidak percaya lagi dengannya. Ditambah orang-orang dekatnya memanfaatkan sakit yang diderita."

"Lalu apa yang harus aku lakukan, perdana menteri?"

"Selamatkan kehormatan negeri ini dengan membuang orang-orang licik itu. Buang mereka ke pulau terpencil dan habisi."

"Tetapi, bagaimana dengan putra mahkota?"

"Dia adalah penghalangmu, dia masih bocah dan belum bisa memimpin tanpa wali. Seharusnya yang jadi wali adalah engkau tuanku, bukan gurunya."

Lihat selengkapnya