Arafis sudah siap berangkat sejak subuh. Satu-satunya penghuni kafe yang sudah bangun adalah Kana. Sebelum berangkat bertugas, Arafis meminta Kana untuk membuatkan secangkir kopi dan sarapan yang sederhana. Hari ini ia akan pergi ke tempat yang cukup jauh.
"Wah pagi betul kau berangkat?" tanya Kana.
"Aku ada tugas cukup jauh, jadi aku harus berangkat lebih awal."
"Memang tugas apa itu?"
"Memberi pesan khusus pada seorang manusia terpilih."
"Semacam orang pilihan kah?"
"Betul! Dan mungkin akan jadi tugas yang cukup berat bagi penerimanya."
"Tugas berat kenapa?"
"Coba kau bayangkan, apa yang terjadi bila kau terdampar di suatu tempat, yang tidak kau ketahui bersama salah satu hewan yang kamu takuti. Bayangkan saja dahulu!"
"Yang pasti akan takut sekali!"
"Nah itu, jadi orang yang akan aku sampaikan pesan adalah orang yang mendapat mandat di tempat orang-orang liar berada."
"Maksudnya?"
"Orang yang aku datangi akan mendapat tugas penting berupa menyampaikan risalah di tempat lain. Semacam jadi guru bagi orang-orang 'unik' menurutku."
"Unik bagaimana?"
"Unik karena mereka tidak suka membaca tetapi selalu berdalih paling pintar. Yang tidak suka dianggap bodoh dan tidak membaca, padahal mereka sendiri juga tidak membaca."
"Apa maksudmu, mereka itu bodoh tapi tidak mau dianggap bodoh?"
"Bisa dibilang begitu."