Kana, Elvy dan Kweki baru datang dari pasar loak membawa pesanan Alice. Di dalam kafe hanya ada mereka bertiga. Alice masih di atas dan Emily seperti biasa, merawat kebun kecilnya. Kedua gadis itu membicarakan Saki yang sangat lihai mengajak orang.
"Seharusnya Saki dijadikan marketing kafe saja, dia pandai mengajak orang ke sini!" celoteh Kana kepada Elvy di meja bar.
"Kak Saki memang pandai dalam hal itu, tapi apa dia bersedia membantu?" pikir
"Itu yang ingin kutanyakan padamu, malah kau bertanya balik?"
"Tapi setahuku itu memang kemampuannya, apalagi dia kerja di situ?"
"Maksudnya?"
"Kak Arafis penjaga pertama tugasnya menyampaikan pesan macam wahyu dan masa depan. Kak Saki memberi karunia dan manfaat dan kau mencabut nyawa dan menjaga mimpi."
"Memberi karunia? Apa itu termasuk mengajak orang?"
"Bisa jadi, soalnya aku masih amatiran, malaikat magang."
"Bisa saja kau ini, eh ini ada yang pesan tempat ya?' seloroh Kana melihat papan kecil di belakang bar.
Ada nama seseorang yang asing baginya, Hassan Suyuti namanya. Kana berpikir hebat betul Saki bisa langsung menjaring orang datang ke kafe. Setelah membuat kelas literasi, klub nonton bareng, penghuni baru penginapan, kini ada yang pesan tempat privat.
"Canggih betul kakakmu itu, selalu ada yang baru di kafe ini!"
""Baru apanya kak Kana?"
"Lihat ini, ada nama seseorang yang pesan tempat di sini. Namanya Hassan Suyuti."
"Coba aku lihat? Eh iya kak!"
"Benar kan? Memang hebat Saki itu, aku jadi ingin belajar dengannya."
"Belajar menulis?"
"Belajar memasak, ya tentu saja belajar marketing lah!"
"Untung saja kakak tidak belajar memasak pada kak Saki."
"Memang kenapa?"
"Kak Saki tidak bisa memasak, aku dan kak Arafis sudah berkali-kali makan masakannya dan ...."
"Dan apa?"