Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #1

Prolog

Bagaimana rasanya saat kau melihat orang yang kau sayang meninggal? Apa yang kau akan perbuat saat ada orang pengecut membunuh orang yang kalian sayangi dengan cara yang begitu rapi?

Nyatanya, aku yang masih belum mengerti apa-apa, dipaksa melihat kejadian itu. Aku yang masih belum tau apa yang terjadi pada mendiang ibuku, harus dipaksa melihat dirinya sakaratul maut. Itu menyakitkan. Para pelaku hanya tertawa di belakang kami. Apakah kalian tidak tau bagaimana rasanya saat berada di posisi kami?

Di hari yang penuh duka itu, justru kami menemukan beberapa bukti jika ibu meninggal dengan cara yang sama sekali tidak wajar. Sampai saat ini, para pelaku masih terus berkeliaran.

Mereka bilang ibu kami adalah perempuan yang begitu hina. Mereka bilang, ibu hanyalah sampah yangb tak pantas dipungut. Bahkan, kami sendiri terkena imbasnya. Kenapa mereka dengan mudah merendahkan orang lain?

Yang aku tau, ayah selalu berbuat kasar. Tiada hari yang dilalui dengan amarah. Tak jarang, ibu menjadi bulan-bukanan jika di rumah tak ada uang atau apapun yang bisa dibawa.

Jika sudah seperti itu, ibu langsung diseret layaknya binatang. Binatang saja tak pantas diperlakukan seperti itu. Ibu sendiri selalu dalam kondisi lemah saat pulang. Hanya suara isakan tangis yang aku dengar. Siapa yang tidak sakit mendengar suara itu?

Mim, kita harus bisa membalaskan semua yang pernah mereka lakukan pada ibu kita. Kita juga harus menuntut balas atas apa yang pernah ayah kita lakukan. Kau harus kuat. Demi aku, kau harus bertahan.

Seperti aku yang juga berusaha bertahan demi kamu. Sampai kapanpun, aku akan tetap berada di sampingmu. Jalan kita masih panjang. Ibu harus dapat keadilan. Kau lihat sendiri kan? Tak ada keadilan untuk ibu Kasih. Kita yang harus memberikan keadilan itu untuknya.

***

Pelita Kasih. Usianya masih cukup muda saat itu. Tapi dia harus menjanda dan merawat kedua buah hatinya seorang diri. Dia bertekad merawat kedua putranya seorang diri di tengah banyaknya orang yang mencemooh dan ingin dirinya pergi dari wilayah itu. Baginya, rumah itu adalah surga.

Lihat selengkapnya