Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #18

Tangisan mereka.

Kali ini berhasil. Aku tak boleh melewatkan semua ini begitu saja. Semua ini bisa dimanfaatkan. Mereka harus melakukan apa yang pernah mereka lakukan.

Setelah Hidayat pergi bersama keluarga Seno, desa tampak berjalan seperti biasa. Semuanya buyar saat Dahayu berteriak. Entah apa yang membuatnya seperti ini. Tapi, yang jelas apa yang Dahayu lakukan justru membuat suasana desa itu semakin mencekam.

Dahayu berteriak dan menyebut Kasih. Dia berlari menuju segala arah. Dia melihat sosok Kasih dan hanya bisa meminta maaf. Jelas sekali jika wanita setengah baya itu begitu ketakutan dan sesuatu yang sedang disembunyikan. Setelah berlari dan berteriak layaknya orang gila, dia sampai di rumah Hisyam dan membuat keributan. Lesti yang saat itu baru saja sehat kali ini tampak emosi dengan apa yang dikatakan oleh Dahayu.

“Apa yang kau katakan? Kenapa kau justru menuduhku yang enggak-enggak?”

“Ngaku saja kamu! Kau memang pembunuh.”

“Jaga omongan kamu!” Lesti yang sudah dikuasai emosi langsung menampar Dahayu. Keributan itu mengundang warga desa untuk berkumpul. Mereka melihat bagaimana kedua perempuan itu terus bertengkar dan saling menyalahkan apa yang terjadi pada Kasih dan anak-anaknya.

“Sudah, jangan ribut di sini! Apa kalian gak malu menjadi tontonan semua orang?” Hisyam sendiri membuat mereka terdiam. Tapi, Dahayu sepertinya belum bisa terima. Dia terus meminta agar Lesti mau mengakui kejahatannnya di masa lalu.

“Apa yang terjadi pada kalian? Apa yang sebenarnya terjadi? Tolong, katakan pada kami!” Lamdi langsung menengahi. Melihat sang istri terus menyerang Lesti dengan kata-kata pedasnya, dia yakin jika ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

“Mas, tolong ajari istrimu cara berkata yang baik! Apa yang dibilang barusan itu sudah menjadi sebuah fitnah bagi saya. Saya gak akan terima dengan apa yang kali ini istrimu kaytakan. Memangnya dia siapa? Orang dekat juga enggak.”

“Sudah! Hentikan perdebatan ini!” Hisyam langsung memisahkan mereka. Dahayu yang baru saja mendengar apa yang dikatakan Lesti langsung berteriak dan mengucapkan semua yang dia ketahui di masa lalu.

“Lesti, jangan pengecut kamu! Aku bukanya gak tau apa hubunganmu dengan Darti. Dia masih kakak kamu kan? Aku juga tau apa yang pernah kau lakukan untuk bisa menyingkirkan Kasih. Kau bisa membuat semuanya agar dia bisa tersingkir.” Semua itu membuat Lesti begitu malu. Darti, entah dimana dia sekarang. Dahayu dengan lantangnya mengatakan semua di hadapan para warga. Ingin sekali dia menampar wajah perempuan itu, tapi Hisyam sendiri langsung mencegahnya.

“Sayang, jangan gampang terbawa emosi!”

“Kau mau membelanya?”

“Enggak siapa sih yang mau membela Mbak Dahayu? Aku tidak ingin membela siapapun.”

“Ingat ya Dahayu, kau mengatakan semua ini di hadapan para warga berarti juga sudah membuka aibmu sendiri.” Dahayu sendiri terdiam dam pergi. Tak ada gunanya terus ribut dengan perempuan modelan seperti ini.

Lamdi langsung mengikuti sang istri. Dia ingin tau apa yang terjadi sebenarnya. Dahayu tak banyak cerita. Dia rasa, Alif dan Umar harus tau apa yang terjadi. Lamdi hanya terdiam dengan apa yang baru Dahayu ceritakan.

“Aku bukannya tidak tau bagaimana mereka menyingkirkan Kasih dan kedua anaknya.”

“Dahayu.”

Lihat selengkapnya