Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #19

Pengakuan Lesti

Umar dan Alif tidak membuang waktu. Dia langsung pergi ke tempat yang Lamdi tunjukkan.

Di tempat lain, Lamdi dan Hisyam harap-harap cemas dengan apa yang terjadi pada istrinya. Mereka terus meminta Mim agar membebaskan kedua perempuan itu. Mim sendiri tak menggubris apa yang diminta kedua lelaki yang sudah tampak lelah. Dia hanya bisa nyengir dan langsung tertawa dengan begitu keras.

Mim sendiri terdiam dan menoleh ke segala penjuru. Mereka semua tampak bingung dengan kelakuan Mim yang tiba-tiba saja berubah. Sebelum pergi, dia memberikan hadiah pada kedua perempuan itu. Sebuah tamparan keras dan membuat mereka kesakitan. Mim sendiri langsung pergi dan mengajak sang kakak meninggalkan tempat itu.

Lam sendiri mengerti maksud sang adik langsung meninggalkan tempat tersebut sambil membawa Darti. Perempuan yang sekarang berada dalam cengkraman Lam hanya bisa meminta agar dirinya dilepaskan. Dia tak ingin terus menjadi tawanan seperti ini.

“Lam.”

“Diam!”

“Lepaskan aku!”

“Sebelum hutang ayahku lunas, kau akan terus menjadi tawanan.”

“Lam, aku minta maaf.”

Mim yang dari tadi mendengar keributan antara sang kakak dengan perempuan itu mulai emosi. Dia sendiri menatap Darti dan langsung memberikan beberapa kali tamparan. Tamparan itu akhirnya membuat dia terdiam seribu bahasa dan menangis. Tak ada kemewahan yang melekat dari dirinya. Bahkan, kebebasan yang dimiliki orang lain adalah barang yang begitu mewah.

Darti langsung dipaksa masuk ke tempat yang begitu sempit. Tak layak jika itu menjadi tempat tinggal manusia. Hanya isakan tangis yang terdengar. Darti ingat bagaimana dia memperlakukan Kasih begitu hina. Saat mendengar dia menjadi budak para lelaki hidung belang, dia juga turut menyiksa dan menghina perempuan itu.

***

Beberapa menit setelah Mim dan Lam pergi.

Umar dan Alif sampai di tempat itu. Terlihat jika dua perempuan itu hanya bisa menangis. Tak ada yang bisa mereka lakukan setelah mendpatkan haidah dari Mim. Lesti lagi-lagi hanya bisa menangis dan memeluk sang suami. Tak disangka, jika hidupnya harus mengalami hal seperti ini.

Dia menyadari, kehidupan Kasih di masa lalu membuat dirinya iri. Karena dengki yang sudah bercokol dalam hatinya, dia membantu Darti beserta teman-temannya untuk mempersekusi perempuan itu. Bahkan, saat dia dijual oleh sang suami, dia juga turut andil dalam hal itu.

Setelah Lamdi dan Dahayu pulang dan beristirahat, Lesti langsung mengungkapkan semua dosanya di masa lalu. Umar dan Alif siap mendengarkan apa yang ingin diceritakan perempuan itu. Terlihat jelas jika dirinya capek dengan apa yang terjadi hampir dua bulan belakangan ini.

“Aku gak tau kenapa bisa iri dengan Kasih. Dia sebenarnya perempuan miskin, tapi ada beberapa hal yang membuat merasakan iri. Dia orang yang cerdas dan cantik. Cantiknya natural. Tanpa balutan make up, dia sudah terlihat mempesona di hadapan banyak lelaki.”

Lihat selengkapnya