Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #39

Terbongkarnya fitnah

Bisik-bisik tetangga yang langsung menyebar. Banyak saksi atas perselingkuhan yang Dayyana lakukan dengan sosok lelaki yang dianggap sakti. Rena sendiri juga dikenal sebagai orang yang tak pernah ngawur dalam berbicara.

“Tapi kok bisa ya, Seno itu percaya ajasama tuh perempuan? Dia gak sadar apa kalo selama ini istrinya itu main api di belakangnya? Padahal, dia kan terkenal sebagai lelaki yang sama sekali gak bias diremehkan.”

“Gak tau juga. Mungkin aja ada sesuatu yang sedang mereka sembunyikan. Aku lho Mbak, ngeliat sendiri kalo Dayyana itu mesra banget sama tuh lelaki. Kalo bukan gara-gara wanita bajingan kayak Darti itu, udah aku usir.”

“Ih buat apa takut sama pelacur, harusnya diusir aja tuh mereka dari dulu. Asal kalian tau ya, desa ini, Desa Wanarandu terkenal sebagai biangnya wanita murahan. Padahal, yang murahan siapa? Darti dan teman-temannya doang.”

Kabar burung itu langsung tersebar. Banyak orang yang dulunya mendukung Darti dan teman-temannya untuk mengusir dan menghancurkan Kasih, kali ini dengan tegas menginginkan pelacur yang sesungguhnya untuk keluar dari desa ini.

Kepala desa yang mendapat protes dari beberapa warga hanya bisa terdiam dan hanya bisa menjanjikan jika ada solusi. Tak ada hal yang bisa dia lakukan untuk keempat orang itu.

“Pak, Anda ini kepala desa. Anda ini kami pilih untuk memimpin dan bareng-bareng membawa desa ini jadi lebih baik. Masa Anda sama pelacur kayak Darti takut? Masa Anda kalah ama penjudi kayak Wicaksono?”

“Iya. Mohon ibu-ibu tenang.”

“Mana bisa tenang. Desa ini terkenal jadi sarang wanita murahan gara-gara mereka. Aku sebagai penduduk asli sama sekali gak terima. Kalo Bapak gak bisa melakukan sesuatu, kmi yang akan melakukannya. Mohon jangan salahkan kami kalua ada kejadian yang mengenaskan!”

“Bu, saya mohon jangan!”

Warga itu sama sekali tidak peduli. Mereka datang ke rumah yang dulunya ditempati oleh Darti. Rumah itu dibakar. Foto Darti juga dipasang dan ditulisi sebagai pelakor dan pelacur papan atas. Dahayu dan Lesti yang melihat kejadian tersebut tak bisa berbuat apapun.

Rena sendiri mendekat dan tersenyum sinis. Dia tau jika mereka berdua tertekan secara mental akibat ulah bebrapa warga yang kali ini terjadi. Senyuman itu menambah tekanan dalam hati Lesti. Dia takut dengan semua yang pernah dia lakukan.

“Lesti, mau kemana cantik?”

“Izinkan aku pulang!” Lesti meneteskan air mata. Rena yang melihat kejadian itu sangat menikmatinya. Sudah lama dia ingin melihat wanita itu menangis dan batinnya tertekan.

“Kalian sudah dengar kabar Dayyana? Oh iya, ternyata dia itu bukan perempuan baik-baik ya ternyata. Sama seperti teman kalian.”

“Mbak Rena.” Rena menoleh ke arah Dahayu. Dia mendekat dan melihat wajahnya yang begitu merah. Amarah yang ada dalam wajah itu semakin membuat Rena bersemagat untuk mempermalukan kedua perempuan itu.

Lihat selengkapnya