Kenapa mereka begitu memendam amarah pada beberapa wanita itu? Kenapa mereka begitu berambisi menyingkirkan orang yang saat ini begitu lemah? Saat ini, mereka sudah tak lagi berdaya. Mereka tega melakukan itu? Mereka tega membuat peremuan itu menjadi semakin tak berdaya?
Aku mengerti, mereka bersalah. Setiap orang yang bersalah harus mendapatkan konsekuensi dari perbuatan yang pernah mereka lakukan. Tapi, apakah dengan cara yang seperti ini? Cara yang menurutku sangat menjijikkan.
Aku berada dalam dilema untuk saat ini. Apa yang harus alu lakukan? Bagaimana menyelesaikan semua masalah yang sudah terlanjur rumit? Bagaimana mengurainya?
Aku melihat Lam sebagai seseorang yang begitu keras kepala. Dia begitu ingin mereka hancur. Bagaimana aku bisa menyadarkannya? Mim, seseorang yang selama ini paling keras untuk membuat mereka menderita. Seseorang yang masih cukup belia, tapi sudah memendam segala amarah dan kekecewaan. Tidak hanya Mim sih, aku tau jika Lam juga menyimpan luka yang sama dengan adiknya.
Apakah ada sesuatu yang tidak aku ketahui? Jika ada, apakah aku bisa mengetahuinya? Kenapa mereka selalu marah saat aku berusaha membantu? Apakah aku tidak pantas untuk membantu mereka?
Aku tau dengan statusku sebagai pendatang. Aku sadar betul. Tapi, aku juga punya tanggung jawab untuk tempat tinggalku yang sekarang.
***
Dayyana dan Darti akhirnya dibawa ke tempat yang sudah direncanakan. Mereka sendiri berangkat dari tempat masing-masing.
Lam sendiri tersenyum dengan apa yang terjadi. Dia sudah bisa membalaskan apa yang pernah terjadi pada sang ibu. Ditambah lagi saat melihat Mim yang juga berhasil membuat warga membawa Dayyana yang kali ini dalam kondisi yang pasrah saja.
“Kerja yang bagus Mim. Tidak kusangka bocah sepertimu ternyata bisa membuat kacau desa ini. Sekarang, kau bisa membuat warga memusuhi wanita-wanita bajingan seperti mereka.”
“Aku bukan orang yang lemah. Memang, aku dulu diperlakukan lebih istimewa karena keadaanku. Tapi, jika mereka meremehkanku, mereka salah. Aku sudah bisa membuktikan jika aku adalah orang yang sama sekali tidak bisa diremehkan.”
“Aku percaya padamu. Kau sudah membuktikannya. Aku percaya seorang Mim memang sama sekali tidak bisa diremehkan begitu saja.” Mim sendiri melihat kedua wanita yang kali ini berhasil mereka bawa. Tak lama lagi, mereka akan menjadi seorang pelacur yang profesional. Mereka sudah berani menjual seorang wanita yang bernama Kasih, kali ini mereka juga harus dijual layaknya wanita itu.
“Tempat apa ini? Kenapa aku dibawa ke tempat ini?” Darti akhirnya buka suara. Dia terkejut saat sampai di tempat tujuan mereka. Lam sendiri tersenyum dengan keadaan mereka yang tampak sekali kebingungan.
“Tempat ini yang akan menjadi tempat kalian. Kalian akan sangat bermanfaat di sini. Silahkan masuk!” Lam sendiri menuntun mereka untuk memasuki bangunan yang tampak tua walaupun kondisinya masih tampak bagus. Darti menolak dengan tegas. Dia ingat jika tempat ini adalah tempat orang yang sama sekali bukan kalangan baik-baik. Dia tau, tempat ini adalah tempat para pelacur menjajakan diri.
“Aku tidak mau. Aku tidak mau berada di tempat ini. Aku tidak mau menjadi pelacur.”