Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #57

cerita yang terungkap.

Malam itu, Alif hanya bisa merenung. Apa yang dia kirimkan ke Umar belum dijawab oleh yang bersangkutan. Alif sendiri menduga jika Umar sudah tertidur. Dia hanya termenung dan menceritakan itu pada orang yang ada di rumah itu.

“Mohon maaf, tapi ini semua saya harus saya ceritakan. Apa ini ada kaitannya dengan apa yang terjadi dengan mereka berdua?”  Perempuan yang masih terhitung kerabat Seno itu hanya bisa terdiam dan tak berani menjawab apa yang ditanyakan Alif. Ada sesuatu yang membuat dia tak ingin menjawab.

“Mas Alif, aku bukan tak ingin menjawab. Tapi, aku hanya ingin menjawab pertanyaanmu di hadapan orang yang tepat.”

“Mungkin aku bisa bantu. Mungkin bisa bertemu dengan teman saya. Kakak mungkin bisa menceritakan terkait kejadian ini.”

“Apakah bisa sekarang?”

“Hari sudah malam. Jam segini, biasanya mereka sudah beristirahat. Mungkin besok pagi. Shubuh mereka sudah terjaga. Insya Allah mereka bisa membantu.” Wanita itu menatap langit-langit rumah. Dia berlinang air mata.

“Mas Alif, apakah karma itu nyata?”

“Setahuku, balasan kejahatan itu hanya berlaku untuk pelakunya saja. Tidak untuk orang lain.”

“Apakah benar semua itu?”

“Benar.”

“Jadi aku tidak ada hubungannya dengan apa yang telah dilakukan oleh orang-orang itu?” Alif hanya tersenyum dan meyakinkan wanita yang kali ini tepat berada di hadapannya. Wanita itu akhirnya menangis. Ada ketakutan dalam dirinya. Ada ketakutan dari hati kecilnya yang tak tidak bia disembunyikan.

“Aku akan ceritakan semuanya besok. Biar tak ada yang kami tutupi.” Alif sendiri meminta wanita itu untuk beristirahat. Sepertinya, kondisinya tak bisa diajak kompromi. Alif sendiri juga bisa tenang di rumah itu.

Di tempat Umar. Umar sendiri sudah tertidur. Dia tak kuasa menahan rasa kantuk. Mbah Yani dan Hidayat yang melihat pulasnya Umar tidur tak berani mengganggunya walau beberapa kali ada pesan masuk di HP Umar.

***

“Semalam kau aku hubungi gak diangkat.”

“Maaf, aku capek banget semalam. Baiklah, sekarang ada apa?” Umar sendiri juga melihat foto dan video yang Alif semalam kirimkan. Alif sendiri juga ikut cerita terkait kejadian aneh terkait apa yang dia lihat.

“Mbah, ini sepertinya ada seseorang di balik semua ini.  Tapi, apa mungkin kedua bocah itu yang melakukannya? Apa mereka bisa berbuat sejauh ini?”

“Aku semakin yakin jika ada seseorang yang ada di balik mereka berdua. Bukankah ini sudah aku ceritakan sebelumnya?”

“Tapi siapa Mbah?”

“Aku tidk bisa menerka siapa.” Semua terdiam, sampai akhirnya Reni – saudara Seno – angkat suara. Dia ingat terkait seseorang yang membawa kedua bocah itu setelah kejadian di Bintang Gemilang. Semua orang langsung tertuju pada wanita itu yang mulai bercerita.

Beberapa tahun yang lalu.

Setelah kejadian yang tragis itu, semua anak yang tinggal di panti asuhan mulai banyak diambil oleh orang untuk diadopsi. Lam dan Mim sendiri lama sekali menunggu untuk diadopsi oleh orang tua. Hingga terbersit di hati Hambali untuk merawat dan mengadopsi kedua bocah itu.

“Bu, bagaimana kalau kedua anak ini kita adopsi saja. Mereka akan jadi keceriaan di rumah ini. Jadi pelipur lara setelah kejadian yang menakutkan itu.” Sri terdiam dan menatap kedua bocah yang terlihat begitu ceria. Dalam hatinya, memang ada keanehan dalam diri kedua anak itu. Tapi, melihat keceriaan Lam dan Mim sejak masuk di panti asuhan yang dibina orang tuanya, dia hanya bisa beranggapan jika Lam dan Mim tak ada bedanya dengan anak-anak yang lain. Sama-sama anak yang butuh masa kecil yang begitu indah.

“Mereka sudah tak punya keluarga lagi. Bila mereka tak kunjung ada yang mengadopsi, aku tak keberatan untuk mengadopsi kedua anak itu. Mereka menjadi jalan rezeki bagi Bintang gemilang. Aku yakin dengan niat baik, rezeki kita akan mengalir deras.” Hambali hanya bisa tersenyum. Mereka akhirnya sepakat untuk hal itu.

Sri sendiri teringhat terkait orang yang selama ini selalu menjenguk kedua anak yang begitu mereka sayangi. Kemana dia? Bukankah Lam sendiri sudah begitu akrab dengan lelaki itu?

Lihat selengkapnya