Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #58

desa terlarang

Mim terdiam dan terus menatap langit senja. Mengingat semua yang terjadi padanya, ingin rasanya dia langsung saja menghabisi semua orang yang membuat hidupnya hancur. Tapi, dia sendiri tak berdaya dengan kondisinya yang begitu terbatas. Segala ajian dan mantra yang selama ini dia kuasai tak bisa seenaknya digunakan saat dirinya ingin.

“Kekuatan ini tidak bisa aku gunakan seenaknya. Aku tidak bisa leluasa menggunakannya.” Mim menangis. Beberapa saat suasana hening. Hanya terdengar suara tangis dari Mim yang membuat suasana semakin sesak.

“Kenapa aku harus terlahir ke dunia ini? Kenapa aku harus terlahir cacat dan berstatus anak dari lelaki bajingan.” Emosi Mim mulai tak bisa dikontrol. Akan sangat berbahaya jika emosi itu tak bisa dikontrol oleh Mim ataupun orang yang berada di sekitarnya.

“Mim, hentikan semua ini! Jangan marah!” Mim rupanya tak peduli. Ingin dia melakukan apapun yang bisa dia lakukan. Tapi, kali ini dia hanya bisa menggedor-gedor pintu. Suaranya juga menggema dan membuat hewan yang ada di sekitar rumah itu menjauh.

“Lepaskan aku Kak! Biarkan aku menghancurkan semuanya. Biarkan semua ini hancur.” Lam tak bisa membiarkan semua itu terjadi. Dia hanya bisa memegangi tubuh yang masih berada di kursi roda. Tak mudah untuk menenangkan adiknya. Tak mudah untuk membuat Mim bisa mengontrol emosinya.

Lama sekali Lam membiarkan sang adik mengungkapkan emosinya walaupun harus memegang tubuh Mim agar tak melakukan apapun yang tidak diinginkan. Setelah Mim bisa lebih tenang, Lam duduk di samping adiknya dan inginn menyampaikan sesuatu.

“Mim, sejak awal Ki Ageng sudah memperingatkan ini pada kita. Kekuatan ini jika digunakan berlebihan, justru akan membahayakan. Aku tidak pernah bosan untuk terus memngingatkanmu. Bukan karena aku tak mau kau menggunakannya. Bukan begitu Mim. Tapi, kalau cara menggunakannya salah, itu akan menjadi petaka untuk dirimu sendiri. Jadi petaka untuk yang memegang semua kekuatan itu. Kekuatan itu diberikan untuk membantu kita.” Lam memandang sang adik. Mim hanya diam dan hanya bisa terdiam di kursi rodanya. Lam mengerti dengan apa yang dipikirkan adiknya. Pada waktu tertentu seperti saat ini, kekuatan itu akan menghilang. Kekuatan itu melemah lebih tepatnya. Tak lagi bisa digunakan.

“Kak.”

“Mim, kita masuk dulu! Hari sudah mulai gelap. Tidak baik.” Lam langsung memindahkan kursi roda yang akhirnya membuat Mim hanya bisa pasrah. Energinya sudah tersedot banyak untuk hari ini. Dia harus memulihkan tenaganya paling tidak untuk sore ini saja.

Mim memandangi kakaknya. Banyak rasa penasaran yang ingin dia tanyakan untuk kali ini. Makhluk yang dia lihat di gerbang desa aneh itu juga perlu dia tanyakan pada Lam.

“Mim, minumlah ramuan ini dulu!” Mim sendiri hanya meminum setengahnya. Dia terus menatap kakaknya dengan wajah yang penuh dengan keheranan. Lam sendiri memberikan isyarat kenapa dia menatapnya seperti itu.

“Masalah Wrok Ireng. Bagaimana caranya dia bisa tunduk padamu?”

“Ada sesuatu yang membuatnya bisa tunduk pada seseorang.”

“Yang aku tau, makhluk seperti itu tak mudah tunduk dengan manusia seperti kita. Hanya manusia dengan kekuatan ghaib tinggi yang bisa membuat dia tunduk dan patuh dengan apapun yangh diinginkan.”

“Kau yakin dengan ucapanmu?”

“Kenapa kau mengatakan hal itu? Ada sesuatu yang tidak aku ketahui? Aku pernah tau tentang itu. Warok Ireng bukan makhluk yang asing buatku. Kau pasti tau jika putri Widari, penunggu Sendang pernah memeliharanya.” Lam terdikam lama. Dia menatap adiknya. Sagtu hal yang tidak boleh dilupakan olehnya, Mim dekat dengan beberapa manusia yang punya ilmu tinggi.

“Sepertinya kau tidak mengetahui sesuatu.” Mim sendiri menatap kakaknya. Sepertinya dugaan Mim kali ini benar. Ada sesuatu yang tak dia ketahui terkait makhluk seperti Warok Ireng.

“Apa itu?”

“Sudah sejak lama dia ada dalam kendali guru Ki Ageng. Dia bisa taat padaku karena ajian yang diajarkannya padaku. Makanya aku bisa mengendalikannya dengan mudah.” Mim sendiri akhirnya sadar dirinya tak mengerti apapun terkait semua ini. Ada hal yang selama ini sudah disembunyikan oleh orang itu darinya.

Lihat selengkapnya