Dugaan demi dugaan tak benar kenapa selalu muncul? Apa salahku untuk sekedar membantu mengurai masalah di wilayah ini? Benarnkah aku terlalu jauh menyelami wilayah pribadi mereka?
Jika itu benar? Apa aku harus berhenti? Apakah aku tidak harus melanjutkan apa yang menjadi niat baik ini? Bukankah aku juga warga desa ini? Aku juga ikut bertanggung jawab atas apa yang sebenarnya terjadi di wilayah ini. Aku tau, aku masih begitu baru. Tapi, aku hanya ingin menunjukkan jika diri ini hanya ingin bertanggung jawab dan ingin mengurai semua yang terjadi.
Ya Allah, apa yang terjadi? Kenapa ini semua harus terjadi?
***
“Lam.” Alif berusaha menyapa dan mendekat. Lam sendiri tak ada respon sama sekali. Kali ini, Alif sendiri tak ingin melakukan hal yang sama. Dia hanya terdiam dan memandang lelaki itu pergi menjauh darinya.
Tapi, dalam hatinya, entah kenapa dia masih saja heran dan begitu penasaran dengan Lam dan Mim. Dia tak sadar akhirnya mengikuti langkah Lam. Langkah yang membawanya menuju tempat yang asing. Di mana ini?
Alif akhirnya pergi dan tak lagi mengikuti Lam. Dia rasa, Lam sudah membuatnya kesasar. Walaupun dalam kondisi agak bingung, Alif akhirnya sampai di desa dan langsung pulang.
Di depan rumahnya, dia terkejut melihat noda di dinding yang membentuk sebuah tulisan. Nadanya begitu mengancam. Alif sendiri tak ingin banyak berprasangka. Dia tak mau berpikiran buruk sebelum semuanya terjadi.
“Alif.”
“Eh, Ibu.”
“Ada apa?” Belum sempat Alif menjawab pertanyaan dari ibunya, keburu wanita itu membaca tulisan yang terlihat jelas di tembok rumah. Terlihat ada rasa khawatir dalam raut wajahnya.
“Ibu, Ibu kenapa? Ibu kenapa menangis seperti ini?”
“Lif, kau masih berhubungan dengan kedua bocah itu?”
“Ibu, bukan aku tidak ingin. Tapi, setiap kali ada rasa ingin menjauh, mereka semakin membuatku penasaran.”
“Lif, Ibu bukan ingin menghentikanmu. Tapi mereka selalu bisa menjebak kalian. Ibu takut jika mereka akan menjebakmu dalam suasana yang semakin rumit. Sepertinya ibu salah memilih tinggal di desa ini. Ibu akan membawamu pergi dari wilayah ini.”
“Ya Allah Bu, kenapa Ibu jadi seperti ini? Bu, aku mohon! Jangan buat aku semakinh takut. Aku sendiri sebenarnya hanya ingin menolong.”
“Tapi semua ini hanya membahayakan dirimu. Semua ini hanya membuat kau mengalami masalah.”
“Ibu.”