Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #68

Chapter #68

“Iya Mas Alif, mereka gak sepaham. Aku tau betul Mas, siapa yang membawa mereka ke Bimtang Gemilang.”

“Pak Wisnu yakin kalo mereka gak sepaham?”

“Kurang yakin bagaimana sih Mas? Aku dekat dengan mereka mulai aku masih kecil. Jadi, aku tahu betul bagaimana karakter mereka.” Alif terdiam. Mereka berdua mengikuti ketiga orang yang mereka incar sejak tadi.

Tegar tak lama menoleh. Dia sebenarnya tau kehadiran Alif dan Wisnu di tempat ini. Tapi, Tegar memilih diam dan tak banyak bicara. Baginya sekarang ini, ibunya harus bebas dari seorang lelaki yang bernama Broto. Dia bisa datang ke rumahnya kapan saja.

“Tegar, ada apa?”

“Eh, gak ada Kak Lam.” Tegar sendiri hanya bisa menggeleng. Dia tak mau jika kedua orang itu dapat masalah dari Lam dan Mim.

Mim sendiri hanya terdiam. Tanpa diduga, dia langsung saja melakukan sesuatu dan tiba-tiba, kedua orang yang mengikuti mereka secara diam-diam terjatuh. Lam dan Tegar terkejut dengan kejadian itu.

“Kak Mim, apa yang kau lakukan?”

“Aku tau, sejak awal mereka sudah mengikuti kita. Aku paling gak suka dengan orang yang mengikuti kita secara diam-diam.”

“Kak Mim, mereka tidak mengganggu ritual kita kan?”

“Tapi mereka sudah cukup mengusik. Mereka mengusik kehidupan kami.” Tegar tak ada pilihan lain. Dia membiarkan Mim melakukan apa yang ingin dia lakukan pagi ini.

Alif dan Wisnu mendekat. Mereka ingin berbicara dengan mereka bertiga. Tegar tampak meneteskan air mata melihat kehadiran Alif di tempat ini.

“Tegar, kamu memihak mereka sekarang?”

“Aku gak ada pilihan lain. Ibu tetaplah nomer satu. Aku rasa hanya memihak mereka, lelaki yang namanya Broto bisa aku hancurkan. Kalo Broto sudah beres, semua masalah sudah beres.”

“Tegar, semua ini tidak semudah yang kau bayangkan. Ini juga menyangkut nyawa ayah kamu.”

“Aku bahkan gak peduli. Masa ada seorang suami merelakan istrinya melakukan hal seperti itu bersama lelaki lain? Aku gak bisa melihat itu terjadi. Aku gak peduli apa alasannya, tapi itu salah. Bahkan aku sekarang membenci ayahku sendiri.” Tegar tampak meneteskan air mata. Dia bahkan kalo ini sudah sangat berubah. Dia bukanlah Tegar seperti yang dikenal oleh banyak orang.

“Tegar, kau tidak bisa seperti ini Le.”

“Maaf Pak Wisnu, aku bisa seperti ini. Pak Wisnu melihat aku seperti ini. Karena mereka berdua yang mengerti apa yang aku hadapi sekarang ini. Ayah kami justru ingin membuat martabat istrinya sendiri hancur.”

Lihat selengkapnya