Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #75

Chapter #75

Hidayat yang sejak tadi mengikuti Alif, langsung saja mendekat. Dia bukan tidak tau terkait apa yang Alif lakukan bersama Tegar.

“Alif, kau kenapa? Apa yang terjadi?” Alif tampak kaget dengan kehadiran Hidayat di tempat ini. Alif terheran, sejak kapan dia berada di tempat ini?

“Hidayat? Sejak kapan kamu ada di sini?” Hidayat terdiam beberapa saat dan mengajaknya untuk menuju tempat yang lebih tenang. Mereka harus bicara serius terkait masalah ini.

“Alif, aku tadi melihat kamu langsung saja pergi setelah Pak Wisnu marah. Aku yakin kalo kamu mengikuti Lam dan Mim. Aku juga melihat mereka bersama Tegar.” Hidayat tampak mengerti dengan apa yang tengah Alif khawatirkan.

“Dayat, aku sebenarnya bingung. Kenapa Tegar bisa bergabung dengan mereka? Kenapa dia bisa ikut dengan Lam dan Mim, padahal sebelumnya dia meminta bantuan pada kita?” Hidayat hanya bisa diam dan memang tak begitu mengerti dengan apa yang terjadi. Tapi, Hidayat bisa memahami apa yang dilakukan oleh Tegar.

“Aku tidak bisa menyalahkan Tegar sepenuhnya. Aku tau dia salah dengan memilih bergabung dengan Lam dan Mim. Tapi posisi yan Tegar alami, adalah posisi yang sangat sulit. Pak Lamdi terus saja meminta bantuan pada Broto untuk bisa menyembuhkan Bu Dahayu. Tegar tidak akan pernah rela sampain kehormatan ibunya harus diserahkan pada siapapun, walaupun masa lalunya seperti demikian. Dia gak akan mau sampai ibunya kehilangan kehormatan, apapun alasannya.” Alif terdiam dan tak banyak berkomentar. Jika dia menjadi Tegar, mungkin dia akan melakukan hal yang sama.

“Hidayat, apa ini semua bisa kita atasi denga mudah? Apakah yang sudah kita rencanakan akan berhasil begitu saja?” Hidayat hanya bisa terdiam dan akhirnya sampai di rumah. Terlihat Umar sudah menunggu mereka dan sepertinya ingin mengatakan sesuatu.

“Alif, Hidayat. Kalian darimana?”

“Kami dari Jalan ke arah Telaga.” Alif langsung saja menjawab. Tampak sekali jika Alif sekarang tengah bingung dan ada sesuatu yang tengah disembunyikan.

“Alif, ada apa? Kenapa sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?”

“Memang banyak yang mengganggu. Pak Wisnu sejak semalam seperti orang gak waras. Dia marah sampai mengancam semua warga, termasuk kakaknya sendiri. Pak Ismail sampai harus pergi ke luar desa untuk menyelamatkan diri dari amarah Pak Wisnu.” Alif langsung saja cerita terkait apa yang sudah terjadi.

“Pak Wisnu? Sampai mengancam kakaknya sendiri?”

“Iya, Gus. Paklek Wisnu marah karena kakaknya sudah andil dalam kematian Ibunya Lam dan Mim. Makanya dia ingin melenyapkan kakaknya. Aku yakin, sekarang Paklek Wisnu mengejar Paklek Ismail kemanapun dia pergi. Aku sangat tau bagaimana karakter beliau. Aku takut, kalo sampai ada hal yang tidak diinginkan.” Hidayat bercerita oanjang lebar terkait masalah itu. Umar hanya bisa terdiam mendengar apa yang dikatakan Alif dan Hidayat.

Tak lama, seorang lelaki berlari dan berteriak minta tolong. Dia berlari dan terus memohon agar lelaki yang ada di hadapannya tidak melakukan hal buruk padanya.

“Wisnu, jangan. Jangan kau lakukan ini. Jangan kau lakukan ini padaku.” Lelaki itu yang tak lain adalah Ismail, tampak begitu ketakutan dengan apa yang dilakukan Wisnu.

“Mas, kau dulu melecehkan Kasih apa peduli dengan kndisinya yang ketakutan? Kalo kamu tidak peduli dengan kondisi Kasih, jangan pernah berharap aku akan peduli denganmu. Aku akan menghabisimu, seperti Kasih dihabisi.” Senjata tajam langsung saja berkalung di leher Ismail. Tampak Wisnu sangat menyukai kondisi yang seperti ini.

Lihat selengkapnya